Program Ketahanan Pangan Desa Tanjungwangi Bangun Penggilingan Padi Untuk Warga
Kabupaten Bandung, kabarnusa24.com –BandungDesa Tanjungwangi Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung, menerapkan program Ketahanan Pangan dari Dana Desa untuk tahun 2022 dengan membangun penggilingan padi. Struktur Geografi Desa Tanjungwangi yang terdiri dari dataran pesawahan dengan pebukitan memmbuatnya menjadi daerah penghasil padi yang potensial di wilayah Kecamatan Pacet.
Dalam kesempatan berbincang dengan awak media, pada (3/1/24), Sekretaris Desa Tanjungwangi, Agus Suparman yang mewakili Kepala Desa Tanjungwangi Deden Koswara, S.Pd mengatakan bahwa untuk program Ketahanan Pangan 2022 sudah selesai dibangun.
“Kita membeli mesin giling padi 2 unit, membangun bangunan penggilingan padi, membangun tempat penjemuran padi serta membeli stok padi. Stok padi ini digiling disana untuk kemudian bisa dibagikan pada masyarakat yang membutuhkan” kata Sekdes Agus Suparman.
Kebutuhan stok pangan sangat diperlukan untuk mengatasi kemiskinan ekstrim. Diakui oleh
Sekdes bahwa tidak semua masyarakat miskin tercover oleh program BPNT, maupun PKH dan BLT. Masih saja ada masyarakat dalam waktu-waktu tertentu kehabisan beras atau bahan pangan.
“Disinilah tugas dan fungsi ketahanan pangan harus berjalan. Saya sudah sampaikan ke RT, RW maupun tokoh masyarakat yang membutuhkan beras mendesak karena tidak makan, untuk datang ke Desa. Kita bantu! Itu pasti. Makanya stok beras itu penting di tiap Desa untuk mengantisipasi hal-hal yang sifatnya urgent” sambungnya.
Hingga saat ini Desa Tanjungwangi masih menyimpan stok beras untuk antisipasi hal tersebut. Pembangunan mesin giling padi ini menjadi percontohan bagi Desa penghasil padi yang lain, karena kebanyakan program ini dibuat untuk membangun Jalan Usaha Tani. Meskipun pembangunan Jalan Usaha Tani masuk dalam daftar Ketahanan Pangan karena membantu peningkatan ekonomi.
“Kita membeli mesin giling padi 2 unit, membangun bangunan penggilingan padi, membangun tempat penjemuran padi serta membeli stok padi. Stok padi ini digiling disana untuk kemudian bisa dibagikan pada masyarakat yang membutuhkan” kata Sekdes Agus Suparman.
Mesin giling di Desa Tanjungwangi tidak dibuka untuk umum, agar tidak menyaingi pengusaha mesin giling bagi masyarakat. Jadi, khusus hanya digunakan untuk menggiling gabah sebagai stok pangan Desa.
Sedangkan untuk program Ketahanan Pangan 2023, Desa Tanjungwangi membangun jalan sepanjang 145 m dengan lebar 4 m. Total nilai rupiah program Ketahanan Pangan sebesar 200 juta. Selain membangun Jalan Usaha Tani 2023, fihak Desa tetap membelanjakan sebagian dana tersebut untuk membeli gabah petani.
Masyarakat bisa membeli beras ke penggilingan padi milik Desa dengan harga pasaran, namun kualitas beras yang dihasilkan adalah beras premium.
Selanjutnya Sekdes mengatakan bahwa program Ketahanan Pangan Desa Tanjungwangi sudah dijalankan sesuai dengan platform yang berlaku, dan dampaknya harus dirasakan oleh masyarakat sesuai dengan harapan pemerintah.
Jangan lagi ada masyarakat yang mengalami Krisis pangan, atau ada masyarakat miskin yang tidak makan. Pemerintah membuat program Ketahanan Pangan sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat untuk mengatasi permasalahan pangan di tingkat bawah.
(Red)**