Tutup
Sekapur Sirih

Tiga Bentuk Istiqamah

2
×

Tiga Bentuk Istiqamah

Sebarkan artikel ini
Tiga Bentuk Istiqamah

Tiga Bentuk Istiqamah

Kabarnusa24.com, Istiqamah ini merupakan salah satu perkara yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Karena dengan istiqamah, seorang Muslim tidak akan dilanda oleh perasaan takut untuk mewujudkan nilai-nilai keimanan dan tidak akan berduka cita bila mengalami risiko yang tidak menyenangkan. Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَۚ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka tetap istiqamah, tidak ada rasa khawatir pada mereka, dan mereka tidak (pula) bersedih hati.” (al-Ahqaaf: 13)

Perintah istiqamah dirasakan Nabi Shalallaahu. Alaihi Wasallam sebagai sesuatu yang sangat berat sehingga tetap ditekankan. Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

فَاسْتَقِمْ كَمَآ اُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْاۗ اِنَّهٗ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

“Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang bertobat bersamamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sungguh, Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (Huud: 112)

Seperti yang dikutip oleh Muhammad Ali ash-Shabuni dalam tafsirnya menyatakan bahwa tidak diturunkan sebuah ayat pun dalam AlQur’an kepada Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. yang lebih berat dari daripada ayat ini hingga sahabat-sahabat berkata kepada beliau, “Rambut engkau cepat beruban wahai Rasulullah.” Rasulullah menjawab, “Surah Huud dan kawan-kawannya telah menyebabkan rambut saya cepat beruban.”

Secara garis besar, istiqamah bisa dibagi menjadi tiga.

1. Istiqamah dalam Aqidah

Ketika seseorang telah mengakui Allah Shalallaahu Alaihi Wasallam sebagai Tuhannya, maka dia harus terikat dengan segala prinsip hidup yang telah digariskan-Nya. Manakala orang lain mengalami penyimpangan dalam masalah aqidah, kita pun tidak boleh ragu untuk menganggapnya sebagai orang yang salah. Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

فَلَا تَكُ فِيْ مِرْيَةٍ مِّمَّا يَعْبُدُ هٰٓؤُلَاۤءِ ۗمَا يَعْبُدُوْنَ اِلَّا كَمَا يَعْبُدُ اٰبَاۤؤُهُمْ مِّنْ قَبْلُ ۗوَاِنَّا لَمُوَفُّوْهُمْ نَصِيْبَهُمْ غَيْرَ مَنْقُوْصٍ

“Maka janganlah engkau (Muhammad) ragu-ragu tentang apa yang mereka sembah. Mereka menyembah sebagaimana nenek moyang mereka dahulu menyembah. Kami pasti akan menyempurnakan pembalasan (terhadap) mereka tanpa dikurangi sedikit pun.” (Huud: 109)

2. Istoqamah Dalam Syari’at dan Akhlaq

Sebagai konsekuensi dari keislaman yang sudah kita nyatakan, kita harus menyadari dan melaksanakan tuntunan syariat dan ketentuan akhlak Islam. Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

ثُمَّ جَعَلْنٰكَ عَلٰى شَرِيْعَةٍ مِّنَ الْاَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ اَهْوَاۤءَ الَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ

“Kemudian Kami jadikan engkau (Muhammad) mengikuti syariat (peraturan) dari agama itu, maka ikutilah (syariat itu) dan janganlah engkau ikuti keinginan orang-orang yang tidak mengetahui.” (al-Jaatsiyah: 18)

Istiqamah dalam syariat dan akhlak juga bisa kita pahami dari firman Allah,

وَاَنَّ هٰذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ ۚوَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهٖ ۗذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ

“Dan sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus. Maka, ikutilah! Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.” (al-An’aam: 153)

3. Istiqamah Dalam Perjuangan

Perjuangan di jalan Allah akan berhadapan dengan berbagai macam kendala, tantangan, dan kesulitan yang sangat berat. Karena itu hadapi dengan istiqamah. Nabi juga diingatkan dalam hal ini, sebagaimana Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

فَلَعَلَّكَ تَارِكٌۢ بَعْضَ مَا يُوْحٰىٓ اِلَيْكَ وَضَاۤىِٕقٌۢ بِهٖ صَدْرُكَ اَنْ يَّقُوْلُوْا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْهِ كَنْزٌ اَوْ جَاۤءَ مَعَهٗ مَلَكٌ ۗاِنَّمَآ اَنْتَ نَذِيْرٌ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ وَّكِيْلٌ ۗ

“Maka boleh jadi engkau (Muhammad) hendak meninggalkan sebagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan dadamu sempit karenanya, karena mereka akan mengatakan, ‘Mengapa tidak diturunkan kepadanya harta (kekayaan) atau datang bersamanya malaikat?’ Sungguh, engkau hanyalah seorang pemberi peringatan dan Allah pemelihara segala sesuatu.” (Huud: 12)

Istiqamah memang berat, tetapi bukan berarti kita tidak bisa mencapainya. Allah Subhaanahu Wata’aalaa memberikan jaminan perlindungan dan kebahagiaan bagi hamba yang istiqamah. Allah berfirman,

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
نَحْنُ اَوْلِيَاۤؤُكُمْ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِ ۚوَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَشْتَهِيْٓ اَنْفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيْهَا مَا تَدَّعُوْنَ ۗ

“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu. Kamilah pelindungpelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh apa yang kamu minta.” (Fushshilat: 30-31)

 

Sumber: Materi Dakwah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *