Ziarah ke Makam Sekjen MUI Periode 2005-2015, Kiai Cholil: Penting Meneruskan Perjuangan Para Pendahulu

Ziarah ke Makam Sekjen MUI Periode 2005-2015, Kiai Cholil: Penting Meneruskan Perjuangan Para Pendahulu

KARAWANG, Kabarnusa24.com – Jelang Milad ke-49, Majelis Ulama Indonesia menggelar agenda ziarah ke makam sekretaris jendral MUI, salah satunya adalah Kiai Ichwan Syam yang merupakan sekjend MUI periode 2005-2015. Kiai Ichwan Syam dimakamkan di pemakaman Al-Azhar Memorial Garden, Karawang, Jawa Barat.

Dalam kegiatan ziarah tersebut, Kiai Cholil menyampaikan bahwa umat muslim dianjurkan untuk mendoakan orang-orang yang telah meninggal dunia. Tidak hanya sekedar mendoakan, akan tetapi juga melanjutkan cita-cita baik yang sempat dilakukan oleh orang tersebut selama di dunia.

Dia juga mengatakan selama hidupnya Kiai Ichwan Syam merupakan salah satu senior yang sangat cerdas dan menjadi panutan bagi seluruh kadernya.

“Jadi semasa beliau masih ada, kita sebagai juniornya ini dirangkum oleh beliau, Cholil di Dakwah, Asrori di Infokom, Mas Rofiq di bagian hukum, itu disebar oleh beliau, dielaborasi,” ujar Kiai Cholil menceritakan, Minggu, (21/7/2024).

“Itulah yang bagian dari jariyahnya Mas Ichwan kepada kita, kepada saya khususnya untuk artikulasi berorganisasi, berdakwah, saya banyak dilatih oleh Mas Ichwan,” kata dia menambahkan.

Oleh karena itu, Kiai Cholil juga menuturkan, selaku seorang kader dari sosok yang sangat luar biasa, maka sudah sepatutnya mendoakan hal-hal baik untuk Kiai Ichwan. Oleh karena itu yang bisa dilakukan sebagai kadernya yang aktif di MUI untuk orang yang telah berjasa di MUI, maka cara yang berbuat baik kepada orang yang sudah meninggal, salah satunya adalah dengan mendoakan.

“Mendoakannya setiap hari ketika sholat, membacakan istighfar, itu adalah bagian cara kita berbuat baik kepada mas Ichwan yang sudah wafat mendahului kita,” kata dia.

Cara baik lainnya menurut Kiai Cholil adalah dengan meneruskan cita-citanya dan juga senantiasa menjaga tali silaturahmi kepada keluarganya.

Menjalin silaturahim dengan bertemu keluarganya, ibunya, putranya, adiknya, “dan lain-lain. Tentu cara ini adalah bagian dari cara untuk mendidik diri sendiri agar terus ingat pada jasa-jasa orang yang berbuat baik kepada kita maupun kepada umat,” ucapnya.

Pada saat yang bersamaan adalah memberi pendidikan kepada generasi berikutnya. “Jangan sampai kita melupakan jasa orang lain, jangan sampai kita tidak mengingat kebaikan orang lain. Kita kepada orang yang tidak berbuat baik saja begitu bisa berbuat baik, apalagi kepada orang yang sudah berbuat baik,” ujarnya menjelaskan.

Sumber: Majlis Ulama Indonesia/ MUI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *