Bondowoso, – kabarnusa24.com.
PG Prajekan Bondowoso sudah tutup giling tebu, pada Selasa dini hari 03.30 (15/10/2024).
Sejak buka giling pada Mei lalu, para petani tebu Bondowoso yang tergabung dalam APTR RI PG Prajekan telah mengirimkan tebu sebesar 459.269.15 ton tebu atau ada kenaikan 108 persen dari produksi tahun 2023 yang sebesar 436.169,53 ton.
Manager Tanaman PG Prajekan Bondowoso Dwi Ana Ekawati mengatakan itu merupakan perolehan produksi tebu tertinggi selama berdirinya PG Prajekan tahun 1883 .
GM PG Prajekan Bondowoso Sholeh Kusuma mengapresiasi bantuan atau support petani Bondowoso yang setia kepada PG Prajekan. “Terimakasih para petani tebu Bondowoso, yang sudah optimal merawat tebu mereka dan mengirim tebu untuk digiling ke PG Prajekan Bondowoso, ” Katanya.
Bahkan sebelum giling tebu, Dwi Ana dan tim tanaman terus terjun ke lahan tebu menemui petani tebu bersama sekretaris APTR RI PG Prajekan H Abdul Fattah untuk melihat tebu milik petani.
Sementara itu, sekretaris APTR RI PG Prajekan Bondowoso Abdul Fatah mengatakan antusiasme petani tebu Bondowoso dalam menanam tebu sangat besar. Apalagi ada MoU antara APTR RI PG Prajekan bersama PG Prajekan Bondowoso untuk menghasilkan tebu yang berkualitas . Oleh sebab itu, kata Abdul Fatah , petani tebu Bondowoso benar benar melakukan optimalisasi dalam menanam tebu. “Para petani melakukan pemupukan terhadap tebu tebu mereka. Juga, selalu merawat tebu sehingga menghasilkan tebu yang berkualitas, ” Katanya.
Alhasil, rendemen tebu saat di giling ke PG Prajekan, sangat besar, yakni sekitar 9,5 rendemen nya. “Ini jelas jelas menguntungkan petani. Dengan rendemen 9,5 itu berarti satu kuintal tebu dihargai Rp 95 ribu per kuintal nya, ” kata Abdul Fatah.
Juga, Abdul Fatah menjelaskan bahwa dengan mahal nya harga gula dan naik nya rendemen tebu itu bisa menutup biaya pupuk. “Sebab pupuk petani tebu memakai pupuk non subsidi, ” Katanya .
(Eko/AR).