Kabarnusa24.com | JAKARTA – Menteri Agama Nasaruddin Umar menerima kunjungan Utusan Presiden Bidang Politik dan Hukum Wiranto di Kantor Pusat Kemenag RI, Jakarta, Jumat (31/1/2025). Pertemuan ini salah satunya membahas sinergi terkait peningkatan kualitas perilaku politik di Indonesia.
Wiranto mengatakan, bahwa tidak bisa dipungkiri perilaku politik di Indoensia belum sesuai dengan asas perpolitikan yang ideal. Masih banyak pelaku politik yang mengesampingkan akhlak dan agama sehingga menyebabkan kerugian bagi masyarakat, bahkan perpecahan.
“Banyak yag beranggapan politik itu kotor, padahal hakikatnya politik itu adalah ajang dan arena bagi anak bangsa untuk mencapai suatu posisi agar mampu memberikan hal terbaik bagi kebaikan masyarakat dan memperjuangkannya. Maski demikian tidak bisa dipungkiri masih belum mencapai ideal tersebut,” ucapnya.
Ia pun berharap, dengan kedatangannya ke kemenag yang dipimpin oleh Menag Nasaruddin Umar, secara perlahan mampu memberikan pencerahan dan perbaikan terhadap perilaku politik di Indonesia, menjadi lebih baik.
“Saya salah satu yang bersyukur, saat presiden menunjuk Bapak (Menag Nasaruddin) menjadi Menteri Agama. Bapak merupakan salah satu sosok yang meneduhkan, semoga kita bisa bersama memberikan perubahan yang baik bagi bangsa ini,” jelasnya.
“Memang tidak mudah, tapi jika bersungguh sungguh, saya yakin berhasil. Bahwa kebenaran adanya di saling bersatu dan saling dukung,” lanjutnya.
Menag pun merasa terhormat dengan kedatangan Wiranto, menurutnya, Wiranto salah satu tokoh yang sangat disegani. Menurutnya, banyak hal yang bisa dikolaborasikan untuk memberikan perbaikan di dunia perpolitikan. “Saya merasa terhormat, Pak Wiranto ini adalah sosok senior yang bijaksana, banyak hal yang bisa kita teladani dari beliau,” ucapnya.
Menagpun siap mendukung program yang diinisiasi oleh Wiranto. Ia pun menjelaskan program yang saat ini sedang dicanangkan Kemenag untuk kemajuan Bangsa ini. Menag menjelaskan ada tiga program prioritas kemenag yang berkaitan dengan kerukunan umat.
Yang pertama tentang Moderasi Beragama, menurut Menag, Indonesia menjadi terplural di dunia. Pada posisi ini menurut Menag, tidak ada cara lain selain melakukan upaya untuk terus menjaga kerukunan. “Sebelum terjadi kita perlu ada pencegahan untuk perpecahan. tanpa kerukunan kekayaan bangsa ini tidak ada harganya,” ucapnya
Selanjutnya, Program yang terus digaungkan Menag adalah terkait upaya bangsa dan agama dalam menyelamatkan lingkungan. Saat ini menurut Menag bahasa formal dan hukum, dinilai tidak mengefek. Maka menggunakan bahasa agama adalah upaya yang bisa sangat efektif dalam upaya kita melestarikan lingkungan.
“ini adalah tindak lanjut deklarasi Istiqlal, bagaimana lingkungan hidup ini kita bahasakan dalam bahasa agama. Indonesia adalah negara pancasila, sangat relevan jika membahas lingkungan ini dengan Bahasa bangsa dan Agama,” ucapnya.
Yang terakhir, upaya Kemenag dalam mempertahankan kesatuan dan persatuan adalah dengan membuat Kurikulum Cinta. Kemenag saat ini tengah menyisir kembali buku-buku dan materi pengajaran tentang agama, bagaimana setiap guru agama memberi pemahaman keagamaan yang baik serta moderat.
“Kami mencoba menyisir kurikulum yang tidak menimbulkan kebencian antar agama, apapun agamanya. Kalau semua guru agama mengajarkan kebencian kepada anak-anaknya, bagaimana nasibnya bangsa ini kedepan. Jadinya bukan toleransi sejati, Karena toleransi itu sejatinya ada ikatan cinta antar anak bangsa.” ucap Menag Nasaruddin.
Karena itu, dengan adanya pertemuan ini, Menag berharap ada tindak lanjut dengan program strategis bagi perbaikan bangsa ini. “Saya mohon di bawah Pak Wiranto, kami siap menerima masukan, mohon dipelototoin,” tutupnya.
(Kemenag RI)