Tutup
Sekapur Sirih

Amalan pada Malam Nisfu Sya’ban dan Dahsyatnya Doa Nabi Yunus

2004
×

Amalan pada Malam Nisfu Sya’ban dan Dahsyatnya Doa Nabi Yunus

Sebarkan artikel ini
Amalan pada Malam Nisfu Sya’ban dan Dahsyatnya Doa Nabi Yunus

Oleh: Ahmad Hanan, (Alumni Madrasah Tasywiquth Thullab Salafiyah (TBS) Kudus dan Pesantren MUS-YQ Kudus).

Kabarnusa24.com,- Umat Islam memiliki banyak waktu Istimewa, salah satunya adalah di malam pertengahan bulan Sya’ban atau lebih dikenal dengan malam Nisfu Sya’ban. Pada malam tersebut, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak melakukan amalan, seperti wirid, doa, dan sebagainya.

Salah satu amalan yang biasa dibaca pada malam Nisfu Sya’ban adalah membaca doa Nabi Yunus ‘alaihissalam. Doa ini juga cukup populer di kalangan masyarakat. Berikut adalah bunyi doa tersebut:

لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

Lâ ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn

Artinya: “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim”

Sebagaimana diketahui, doa tersebut termaktub dalam Al-Qur’an, tepatnya pada Surat Al-Anbiya’ ayat ke 87. Berikut bunyi ayat tersebut:

وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَۚ ۝٨٧

Wa dzan-nûni idz dzahaba mughâdliban fa dhanna al lan naqdira ‘alaihi fa nâdâ fidh-dhulumâti al lâ ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn​​​​​​​

Artinya: “(Ingatlah pula) Zun Nun (Yunus) ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, “Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.” (QS Al-Anbiya: 87)

Kembali lagi membahas mengenai amalan malam Nisfu Sya’ban. Keterangan yang menyatakan bahwa membaca doa Nabi Yunus ini disampaikan olen as-Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Ali bin Abdul Qadir Qudus Al-Makki As-Syafi’i ini bisa ditemukan di dalam kitab karangannya, Kanzun Najah was Surur fil Ad’iyyah al-Ma`tsurat allati Tasyrahu as-Shuduur:

فائدة (في دعاء سيدنا يونس عليه الصلاة والسلام) ذكر بعض الصالحين: أن من قرأ: (لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ) ليلة النصف من شعبان بعدد حروفها بحساب الجمل: وهو عدد (٢٣٧٥) خمسة وسبعون وثلاث مئة ألفان؛ فإن تلاوة هذه الآية في هذه الليلة بالعدد المذكور تكون أمانا في ذلك العام من البلايا والأوهام

قلت : كيف لا تكون أماناً؟ وقد روى ابن عباس رضي الله تعالى عنهما ، عنه عليه الصلاة والسلام قال : لقد كان دعاء أخي يونس عجيباً : أوله تهليل، وأوسطه تسبيح، وآخره إقرار بالذَّنْبِ : لَا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ ﴾ ما دعا به مهموم ولا مغموم ولا مكروب ولا مديون في يوم ثلاث مرات إلا استجيب له إلى غير ذلك من الأحاديث المجموعة في (خزينة الأسرار) وغيرها

Artinya: “Faedah (Tentang Doa Sayyidina Yunus ‘alaihis shalatu was salam). Sebagian orang-orang saleh menyampaikan bahwa: Siapa saja yang membaca: (Lâ ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn) di malam Nisfu Sya’ban sejumlah hitungan hurufnya, yakni sejumlah 2375 kali; Maka orang yang membaca ayat ini di malam ini (malam Nisfu Sya’ban) dengan hitungan tersebut, akan berada dalam keadaan aman dari bencana dan musibah di tahun tersebut.

“Aku (as-Syekh Abdul Hamid) berkata: ‘Bagaimana tidak menjadikan aman? Ibnu Abbas pernah meriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Doa saudaraku Yunus sangatlah mengagumkan. Diawali dengan lafal tahlil, kemudian di tengahnya ada tasbih, dan diakhirnya ada ikrar pengakuan dosa. Doa tersebut adalah: ‘Lâ ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn’. Siapa pun yang membaca doa ini, baik dalam keadaan gelisah, cemas, kesusahan, maupun terlilit utang dalam sehari sebanyak tiga kali, niscaya doanya akan dikabulkan. Hal ini sebagaimana beberapa hadits yang ada di kitab ‘Khazinatul Asrar’ dan sumber-sumber lainnya. (as-Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Ali bin Abdul Qadir Qudus Al-Makki As-Syafi’i, Kanzun Najah was Surur fil Ad’iyyah al-Ma`tsurat allati Tasyrahu as-Shuduur, [Sarang-Rembang: al-Maktabah al-Anwariyyah, tanpa tahun], halaman 64-65)

Namun yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah mengenai betapa dahsyatnya doa Nabi Yunus dalam ayat tersebut. Dalam beberapa keterangan, disebutkan bahwa doa yang dibaca oleh Nabi Yunus ini memiliki kedahsyatan seperti diijabahnya doa dan dikabulkan permintaannya.

Hal ini sebagaimana keterangan yang ada di dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir. Di dalam keterangan tersebut dikatakan bahwa doa Nabi Yunus ini bisa menjadi salah satu faktor dikabulkannya doa dan diijabahnya permintaan seseorang.

وقال ابن جرير: حدثني عمران بن بكّار الكلاعي، حدثنا يحيى بن صالح، حدثنا أبو يحيى بن عبد الرحمن، حدثني بِشْر بن منصور، عن علي بن زيد، عن سعيد بن المسيب قال: سمعت سعد بن مالك – وهو ابن أبي وقاص – يقول: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (( اسم الله الذي إذا دعي به أجاب، و إذا سئل به أعطى، دعوة يونس بن متى). قال: قلت: يا رسول الله، هي ليونس خاصة أم لجامعة المسلمين؟ قال: هي ليونس بن متى خاصة وللمؤمنين عامة، إذا دعوا بها، ألم تسمع قول الله عز وجل ( فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَۚ ۝٨٧ فَاسْتَجَبْنَا لَهٗۙ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّۗ وَكَذٰلِكَ نُـنْجِى الْمُؤْمِنِيْنَ ۝٨٨ ) فهو شرط من الله لمن دعاه به))

Artinya: “Ibnu Jarir meriwayatkan dari Imran bin Bakkar al-Kala’i, dari Yahya bin Shaleh, dari Abu Yahya bin Abdurrahman, dari Bisyr bin Manshur, dari Ali bin Zaid, dari Sa’id bin al-Musib. Ia berkata bahwa dia mendengar bahwa Sa’ad bin Malik – yaitu Ibnu Abi Waqash – Dia berkata: Saya mendengar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Nama Allah ketika digunakan untuk berdoa akan dikabulkan doa itu oleh-Nya, ketika digunakan untuk meminta akan diberi oleh-Nya, yaitu doanya Nabi Yunus bin Matta’. Berkata: Saya berkata: ‘Ya Rasulallah, apakah itu khusus untuk Nabi Yunus saja ataukah bisa untuk semua orang Islam?’ Rasulullah menjawab: ‘Doa itu secara khusus untuk Nabi Yunus bin Matta dan secara umum untuk orang mukmin, ketika berdoa dengan itu. Apakah kalian tidak pernah mendengar firman Allah ‘azza wajalla: ‘Fa nâdâ fidh-dhulumâti al lâ ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn. Fastajabnâ lahû wa najjainâhu minal-ghamm, wa kadzâlika nunjil-mu’minîn (Maka, dia berdoa dalam kegelapan yang berlapis-lapis, ‘Tidak ada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim’. Kami lalu mengabulkan (doa)-nya dan Kami menyelamatkannya dari kedukaan. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang mukmin)’. Maka itu menjadi syarat dari Allah kepada orang yang berdoa kepada-Nya jika menggunakan doa Nabi Yunus.” (al-Hafidh Abi al-Fida` Isma’il bin Umar ibnu Katsir al-Dimasyqi, Tafsir Al-Qur’an Al-‘Adzim (Tafsir Ibnu Katsir), [Beirut: Dar ibn Hazm, 2000], halaman 1249-1250)

Dalam keterangan lain, disebutkan juga bahwa orang yang berdoa dengan doa Nabi Yunus ini akan dikabulkan doanya oleh Allah Ta’ala:

و أخرج احمد، والترمذي، والنسائي، والبزار، وابن جرير، وابن أبي حاتم، والحاكم وصححه، والبيهقي في الشعب عن سعد بن أبي وقاص: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: دعوة ذي النون إذا هو في بطن الحوت: لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ ، لم يدع بها مسلم ربه في شيئ قط إلا استجاب له

Artinya: “Imam Ahmad, Imam Tirmidzi, Imam Nasa’i, Al-Bazzar, Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Al-Hakim dan shahihnya, serta Al-Baihaqi dalam Al-Syu’b meriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqqash: Aku mendengar Rasulullah bersabda: Doa Dzul-Nun [Nabi Yunus] ketika berada di dalam perut ikan paus: ‘Lâ ilâha illâ anta sub-ḫânaka innî kuntu minadh-dhâlimîn’. Tidak ada seorang muslim pun yang pernah berdoa kepada Tuhannya kecuali doanya dikabulkan oleh-Nya” (as-Syekh Muhammad bin Ali bin Muhammad as-Syaukani, Fathul Qadir, [Beirut: Dar al-Marefah, 2007], halaman 946)

Namun demikian, ada hal yang perlu diingat bahwa ketika memanjatkan doa ini jangan sampai merasa diri lebih baik dari Nabi Yunus.

و أخرج الحاكم من حديثه أيضا نحوه، وقد ثبت في الصحيحين وعيرهما من حديث ابن عباس قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ( لا ينبغي لأحد أن يقول: أنا خير من يونس بن متى) وروي أيضا في الصحيح وغيره من حديث ابن مسعود، وروي أيضا في الصحيحين من حديث أبي هريرة

Artinya: “Al-Hakim juga mengutip hal serupa dari haditsnya, dan itu telah dibuktikan dalam dua Sahih dan dia mengaitkannya dengan hadits Ibnu Abbas, yang mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: (Tidak seorang pun boleh mengatakan: ‘Saya lebih baik dari Yunus bin Matta’) dan itu juga diriwayatkan dalam sahih dan hadits Ibnu Mas’ud lainnya. Juga diriwayatkan dalam Dua Sahih dari hadits Abu Hurairah” (as-Syekh Muhammad bin Ali bin Muhammad as-Syaukani, Fathul Qadir…, halaman 946)

Sebagai orang yang beriman, kita tentu percaya bahwa di dalam doa pasti terdapat hal baik yang bisa diperoleh oleh siapa pun yang mau berdoa. Terlebih lagi, doa yang dipanjatkan adalah doa Nabi Yunus.

Oleh karena itu, Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengatakan bahwa tidak ada istilah gagal dalam sebuah permohonan jika manusia menyandarkannya kepada Allah. Apalagi Allah sudah berjanji: ud’uni astajib lakum (Mintalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan)

Selain itu, Habib Ali Zaenal Abidin Al-Hamid dalam satu kesempatan pernah manganjurkan untuk tidak tergesa-gesa dalam mendapatkan apa yang kita minta kepada Allah. Terkadang permintaan itu lambat karena itu yang terbaik untuk kita, karena Allah yang lebih tahu apa yang terbaik untuk kita bilamana kita meminta kepada Allah. Wallahu a’lam​​​​​​​

Sumber: Nu Online

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *