Tutup
Berita

Menyusuri Jejak Budaya: Gelaran Nampani Poso Jember#GBKJember2025

25
×

Menyusuri Jejak Budaya: Gelaran Nampani Poso Jember#GBKJember2025

Sebarkan artikel ini
Menyusuri Jejak Budaya: Gelaran Nampani Poso Jember#GBKJember2025

Kabarnusa24.com

Di tengah derasnya arus modernisasi, masyarakat Jember kembali meneguhkan identitas budaya mereka melalui Gelaran Nampani Poso. Acara yang menjadi bagian dari rangkaian Grebeg Budaya Kampung ini diinisiasi oleh Balai RW Institute dan difasilitasi oleh Kementerian Budaya melalui Dana Indonesiana. Direktur Program, Catur Budi Prasetya, bersama pegiat seni dan budaya Jember, Day Artansura, turut bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan yang sarat makna ini.

Berangkat dari keyakinan akan pentingnya menjaga tradisi, Gelaran Nampani Poso hadir bukan sekadar sebagai ritual tahunan, melainkan sebuah gerakan kolektif untuk merawat warisan leluhur. Kegiatan ini berlangsung di Kampung Sembah Demang, sebuah kawasan bersejarah yang terletak di tengah persawahan luas, bersebelahan dengan Masjid Jamik Baitul Amin dan Pendopo Bupati Jember.

Harmoni Tradisi dalam Setiap Langkah

Rangkaian acara dimulai dengan kirab tumpeng dan sesaji menuju petilasan Sembah Demang. Dengan penuh khidmat, warga mengarak sesaji sebagai simbol penghormatan kepada nenek moyang. Prosesi ini tidak hanya mempererat hubungan antarwarga, tetapi juga menjadi pengingat akan jejak panjang sejarah yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini.

Selanjutnya, suasana semakin khusyuk dengan pembacaan doa bersama, diiringi oleh lantunan musik Glundengan dari Sanggar Umah Wetan. Musik ini, dengan nada khasnya yang mendalam, menggugah kesadaran spiritual melalui syair-syair religius. Kemudian, Sanggar Sembagi Arutala menampilkan Tari Solah, sebuah tarian yang mengisahkan perjuangan hidup dengan gerakan tegas dan dinamis. Tari ini mencerminkan semangat pantang menyerah, sebuah pesan yang kuat bagi generasi muda untuk terus maju menghadapi tantangan zaman.

Sebagai bagian dari perjalanan budaya yang lebih luas, acara ini juga menampilkan ritus Sandur Rellang dari Dusun Mojan, Desa Klungkung. Ritus ini, yang biasanya dipentaskan pada bulan Suro, membawa unsur mistis dengan gerakan berputar dan lirik-lirik yang menyerupai mantra. Tak ketinggalan, ibu-ibu Kampung Sembah Demang turut menyemarakkan acara dengan sholawatan dari Hadrah Al Hidayah, yang menjadi penutup penuh kedamaian dalam gelaran ini.

Membaca Ulang Identitas Kultural Jember

Lebih dari sekadar acara, Gelaran Nampani Poso adalah sebuah pernyataan bahwa Jember memiliki kekayaan budaya yang patut dijaga dan dikembangkan. Dengan perpaduan masyarakat dari berbagai latar belakang, Jember menjadi titik pertemuan budaya pegunungan, sungai, dan laut yang saling bersinergi.

Di tengah tantangan globalisasi, pelestarian tradisi seperti ini menjadi kunci dalam mempertahankan harmoni sosial. Setiap tahun, masyarakat berharap kegiatan ini dapat terus digelar, tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai upaya membangun kebanggaan kolektif terhadap budaya lokal. Hingga bertemu di gelaran berikutnya, mari terus merawat dan merayakan warisan yang telah diwariskan kepada kita! (gala.brwnst)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *