Sekapur SirihReligi

5 Ujian Manusia Didunia(Part1)-Ujian Perintah yang Harus Dikerjakan

2
×

5 Ujian Manusia Didunia(Part1)-Ujian Perintah yang Harus Dikerjakan

Sebarkan artikel ini
5 Ujian Manusia Didunia(Part1)-Ujian Perintah yang Harus Dikerjakan

5 Ujian Manusia Didunia(Part1)-Ujian Perintah yang Harus Dikerjakan

Kabarnusa24.Com, Didalam diinul Islam banyak sekali perintah-perintah yang wajib untuk dikerjakan, sepeti shalat, zakat, puasa, haji bila mampu, berbakti kepada orang tua, berkata jujur, dan menepati janji. Semua ini merupakan ujian manusia yang Allah SWT berikan untuk menguji diantara hambanya siapa yang imannya jujur dan siapa yang imannya dusta.

Terkait perintah-perintah ini, Rasulullah bersabda :

مَا نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ فَاجْتَنِبُوْهُ، وَمَا أَمَرْتُكُمْ بِهِ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ.

“Apa yang aku larang hendaknya kalian menjauhinya dan apa-apa yang aku perintahkan kepada kalian hendaknya kalian melakukannya semampu kalian.” (HR. Al-Bukhari no. 7288; HR. Muslim no. 1337)

Dari hadis tersebut terlihat bahwa kewajiban-kewajiban yang Allah SWT bebankan merupakan ujian untuk dikerjakan semampunya bukan semaunya.

Untuk itu, mari kita mengingat kembali kisah Nabi Ibarahim ‘alaihissalam, di mana Allah mengujinya dengan perintah yang wajib untuk dikerjakan.

Bahkan perintah tersebut, merupakan perintah di luar nalar manusiawi, yaitu perintah untuk menyembelih anaknya sendiri, Ismail yang sudah lama ditinggal di padang pasir tandus.

Namun demikian, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam tetap melaksanakan perintah itu, hingga ia dinyatakan lulus atas ujian tersebut di abadikan didalam Alquran :

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ ۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ

“Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS. As-Saffat, Ayat 102).

فَلَمَّآ أَسۡلَمَا وَتَلَّهُۥ لِلۡجَبِينِ

“Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya, (untuk melaksanakan perintah Allah).” (QS. As-Saffat, Ayat 103).

وَنَٰدَيۡنَٰهُ أَن يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ

“Lalu Kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!” (QS. As-Saffat, Ayat 104).

قَدۡ صَدَّقۡتَ ٱلرُّءۡيَآ ۚ إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجۡزِي ٱلۡمُحۡسِنِينَ

“Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. As-Saffat, Ayat 105).

إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ ٱلۡبَلَٰٓؤُاْ ٱلۡمُبِينُ

“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.” (QS. As-Saffat, Ayat 106).

وَفَدَيۡنَٰهُ بِذِبۡحٍ عَظِيمٍ

“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS. As-Saffat, Ayat 107).

Karena itulah, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam sangat layak dinyatakan sebagai kekasih Allah (khalilullah) lantaran kepatuhannya dalam melaksanakan perintah-perintah yang telah diberikan.

Maka, siapapun hambanya yang taat dan selalu mematuhi perintah-perintah Allah, ia layak dinyatakan sebagai pemilik iman yang jujur dan layak dinyatakan sebagai kekasih Allah.

Bersambung (Part2)……

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *