Aceh – kabarnusa24.com.
Aceh di kenal beragam kebudayaan dan adat istiadat, aceh sangat rentan dengan tradisi keislaman yang turun temurun dari zaman dahulu hingga saat ini, salah satu tradisi yang unik masyarakat aceh adalah “keunduri blang”. Khanduri blang merupakan suatu tradisi masyarakat aceh yang turun temurun dari nenek moyang terdahulu kepada petani di aceh. Khanduri blang bermakna sebagai suatu bentuk syukuran di sertai dengan prosesi doa bersama yang dilaksanakan oleh para petani pada musim penanaman padi di mulai.
Pada hari Kamis 19 Oktober 2023. Kegiatan kenduri Blang kini dilaksanakan kembali oleh masyarakat di Desa Cot Euntung, Kecamatan Nisam.
Sebelum pelaksaan kenduri blang, pihak perempuan memasak bersama kemudian makanan yang sudah di masak di bawa ke ladang, setelah semua makanan terkumpul dilanjutkan dengan doa bersama yang di pimpin oleh teungku imum, pada kegiatan ini mahasiswa Universitas Malikussaleh juga ikut dalam kegiatan tersebut dan masyarakat yang bukan petani pun turut memberikan doa bersama hingga acara selesai. Kegiatan ini berlangsung sekitaran 1 jam, dimulai dari pukul 09:00 Wib sampai dengan pukul 10:00 Wib.
Acara ini dilakukan biasanya 2 kali dalam setahun oleh para petani aceh dengan mengaharapkan keberkahan dari Allah SWT , agar sawah mereka terhindar dari hama, sejak proses penanaman hingga panen tiba. Setiap tahunnya pada hari tertentu mereka sama sama berkumpul di ladang dekat sawah untuk mendoakan tanaman padi mereka agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan dapat terhindar dari hama. Ujar Pak Geuchik Desa Cot Euntung.
Proses kenduri Blang biasanya dilakukan di dekat persawahan. Namun pada kali ini kenduri Blang tersebut dilaksanakan di meunasah dikarenakan saat itu datang hujan. Masyarakat membawa makanan dari rumah masing-masing lalu disatukan dalam satu tempat lalu nantinya dimakan secara bersama-sama.
Selain menjaga tradisi kenduri blang juga menunjukan kekompakan warga dalam memulai musim tanam padi serta bentuk syukur kepada sang maha pencipta.
Mereka akan menanak nasi, memasak ayam, dan menyiapkan segala macam yang dibutuhkan. Setelah itu, masyarakat Desa Cot Euntung akan berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa dengan dipimpin oleh orang yang dituakan dan memahami agama.
Pemimpin doa dalam kegiatan ini dinamakan teungku imum, lewat teungku imum masyarakat Aceh berharap rezeki akan selalu dilimpahkan dalam bentuk hasil panan yang selalu melimpah.
Teungku imum setelah memimpin doa akan mengumumkan kapan sawah akan dibajak dan menanam bibit secara bersamaan.
Kegiatan Kenduri Blang menjadi kegiatan yang bisa dikatakan rutinitas dilakukan oleh Desa Cot Euntung, hal ini bertujuan untuk berdoa siapa menghindari hama yang dapat menyerang tanaman padi nantinya.
Suasana yang begitu nyaman, rasa hangat kekeluargaan dengan penuh keakraban masih sangat terasa serta suasana yang begitu kental dengan adat dan budaya membuat rasa ingin menetap, juga disuguhi berbagai aneka ragam pemandangan serta turut diwarnai senyum ibu-ibu dan nenek-nenek yang ada di sekitar. Ujar Arya Damanik yang merupakan salah satu mahasiswa dari Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh yang mengikuti KKN di Desa Cot Euntung.
Teuku Mirza merupakan salah satu mahasiswa universitas Malikussaleh yang mengikuti KKN di Desa Cot Euntung memberikan pengharapan dengan setelah dilaksanakannya Kenduri syukuran, doa dan makan bersama ini memberi motivasi tersendiri bagi petani untuk memulai musim tanam dengan harapan tanaman padi mereka akan lebih berkah dan hasil panen berlimpah dan mudah mudahan tanaman padi yang ada di Desa Cot Euntung dan sekitarnya membawakan hasil yang terbaik bagi para petani dan tanaman tersebut dijauhkan dari segala penyakit terkhusus Hama. (ilyas).