BOGOR, Kabarnusa24.com — Kementerian Agama (Kemenag) mereview Soal Intihan Wathani (ujian akhir) Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Berstandar Nasional tingkat Wustha dan Ulya. Staf Khusus Menteri Agama Faried F Saenong berharap pelaksanaan ujian akhir PDF berstandar nasional pada 2025 lebih berkualitas dan menjangkau seluruh santri di Indonesia.
Harapan tersebut disampaikan Faried saat menjadi berbicara pada Review Soal Imtihan Wathani PDF tingkat Wustha dan Ulya di Bogor, Rabu (13/11/2024). Hadir, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Basnang Said, beserta sejumlah tokoh pendidikan lainnya seperti reviewer utama soal IW Muhson Nawawi, Ulinnuha, dan Zainal Muttaqin dari akademisi.
Menurut Faried, review soal ini penting dilakukan agar ujian dapat ditempuh oleh santri PDF di seluruh Indonesia tanpa terkendala istilah atau bahasa yang terlalu spesifik dari satu pondok pesantren suatu daerah tertentu keilmuannya.
βIstilah-istilah yang mungkin digunakan harus universal, jangan terlalu khusus untuk wilayah tertentu. Tujuannya supaya soal lebih mudah dipahami oleh santri di berbagai daerah,β jelas Faried.
Faried juga mengingatkan bahwa berbagai perbedaan harus diakui dan ditangani dengan baik. βPerbedaan-perbedaan ini harus kita akui dan jangan sampai jadi momok yang terulang,β tegas doktor santri jebolan Australian National University (ANU) Canberra ini.
Faried yang juga akademisi program doktor dan magister Kader Ulama Istiqlal dan UIII menambahkan bahwa Kementerian Agama berkomitmen terus mengembangkan pendidikan diniyah formal melalui penyusunan dan evaluasi soal imtihan wathani ini agar sesuai dengan visi dan misi Asta Cita (menyelaraskan kehidupan yang harmonis dan toleran).
Hal senada disampaikan Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Basnang Said. Menurutnya, soal ujian akhir PDF ini disusun secara khusus karena berbeda dengan ujian nasional pada lembaga pendidikan lainnya. “Soal imtihan wathani merupakan ciri khas pesantren formal, yang berbeda dengan asesmen nasional atau ujian nasional. Selain karena keilmuannya berbasis kitab kuning, juga model evaluasi pembelajaran PDF ini,” ujarnya.
Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma’had Aly, Mahrus eL-Mawa, menambahkan, ujian akhir PDF berstandar nasional pada 2025 akan diikuti 11.076 santri dari 138 lembaga pendidikan diniyah formal di berbagai daerah. “Tahun ini jumlahnya naik sekitar 3.000-an dari sebelumnya,” kata alumni pesantren Salafiyah Pemalang.
Berikut mata pelajaran yang akan diuji:
1. Nahwa Sharf (Wustha)
2. Akhlak (Wustha)
3. Tauhid (Wustha)
4. Fiqh (Wustha)
5. Tarikh (Wustha dan Ulya)
6. Nahw-Balaghah (Ulya)
7. Ilmu Tafsir dan Ilmu Hadits (Ulya)
8. Tauhid dan Ilmu Kalam (Ulya)
9. Ushul Fiqh (Ulya)
Dengan persiapan matang dan review terhadap soal-soal, Kementerian Agama berharap ujian diniyah formal tahun depan dapat berjalan lebih komprehensif dan inklusif, serta mampu menguatkan pemahaman agama para santri secara nasional.
Sumber: Kemenag RI