KABARNUSA24.COM, BATANG – Kusnan, sosok yang memukau dengan bakat luar biasanya, lahir di Banyumas pada tahun 1967. Perjalanan hidupnya dimulai di Pekalongan sejak tahun 1989. Awalnya, bekerja sebagai tenaga pemasaran, namun kemudian bertransisi menjadi satpam. Namun, minat dan dedikasinya pada olahraga beladiri karate tidak pernah surut.
Pengalaman luas sebagai seorang karateka membuatnya bahkan pernah menjadi wasit dalam pertandingan karate di tingkat daerah dan nasional. Ternyata, Kusnan adalah bagian dari perguruan GOJU-RYU (GOJUKAI) dan telah mencapai tingkat sabuk hitam yang tinggi (Dan IV). Keberaniannya membawa karirnya ke level internasional dengan mengikuti seminar karate di Malaysia, yang menambah nilai dan pengalaman berharga dalam hidupnya. Kusnan telah lama mendedikasikan dirinya pada komunitas perguruan karate yang ia ikuti.
“Saya mulai belajar menatah wayang sejak SMP,” ungkapnya, saat ditemui pada (Senin (9/10/23).
Namun, tak hanya beladiri, Kusnan memiliki kecintaan yang mendalam pada seni. Ia memiliki passion di bidang kerajinan wayang kulit yang dimulainya sejak remaja.
“Saya memperoleh keahlian secara otodidak karena dulu sering membantu ayah saya berdagang saat ada pertunjukan wayang,” ceritanya.
Awalnya, Kusnan menggunakan kulit kambing untuk karyanya, namun kini ia beralih ke kulit kerbau untuk menghasilkan wayang kulit yang lebih baik. Sejumlah dalang lokal dan komunitas seni sering memesan karyanya. Tidak hanya itu, pesanan juga datang dari para penggemar seni dan komunitas pendidikan seperti siswa dan guru sekolah.
Kusnan bukan hanya seorang seniman, ia juga memiliki harapan besar terhadap generasi saat ini untuk melestarikan kesenian wayang. Baginya, filosofi dan nilai yang diwakili oleh dunia wayang masih sangat relevan dan harus dilestarikan, terutama oleh generasi muda. Kusnan adalah teladan inspiratif yang membawa dua dunia yang berbeda namun indah ke dalam hidupnya.