TIGA SEBAB KEBINASAAN UMAT

TIGA SEBAB KEBINASAAN UMAT
Ilustrasi

TIGA SEBAB KEBINASAAN UMAT

Kabarnusa24.com,- Setiap umat pasti akan mengalami pasang dan surut, ada yang berjaya dan ada yang terpuruk. Bahkan, menyebabkan kebinasaan. Roda perputaran seperti ini selalu terjadi karena sudah menjadi sunnatullah. Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

“Maka mengapa tidak ada di antara umat-umat sebelum kamu orang yang mempunyai keutamaan yang melarang (berbuat) kerusakan di bumi, kecuali sebagian kecil di antara orang yang telah Kami selamatkan.Dan orang-orang yang zalim hanya mementingkan kenikmatan dan kemewahan. Dan mereka adalah orang-orang yang berdosa.” (Huud: 116)

Dari ayat di atas, paling tidak disebutkan tiga sebab terjadinya kebinasaan suatu umat.

1. Tidak Mencegah Kerusakan

Terjadinya kerusakan di muka bumi, baik itu berupa kerusakan fisik, lingkungan hidup, kerusakan moral, dan peradaban manusia merupakan faktor utama terjadinya kehancuran dan kebinasaan suatu umat dan bangsa. Hal ini karena Allah Subhaanahu Wata’aalaa tidak suka kepada siapa pun yang melakukan kerusakan, sebagaimana firman-Nya,

“… dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (al-Qashash: 77)

Oleh karena itu, menjadi penting bagi kita untuk mencegah manusia melakukan kerusakan di bumi ini. Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

“Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang berbuat jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.” (al-A’raaf: 165)

Disebabkan adanya orang-orang yang mencegah manusia dari melakukan kerusakan, hal inilah yang membuat umat ini tetap eksis. Allah SWT berfirman,

“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (All ‘Imraan: 104)

2. Tenggelam dalam Kenikmatan Dunia

Pada dasarnya, dunia dengan segala kenikmatan yang terdapat di dalamnya bukanlah sesuatu yang harus dijauhi. Ia boleh saja dinikmati, asal tidak menyimpang dari ketentuan Allah Subhaanahu Wata’aalaa. Bila tidak, umat ini akan terlena dalam kenikmatan dan secara perlahan akan membuatnya binasa. Rasulullah sudah mengingatkan hal ini kepada para sahabatnya. Hal ini berarti, pesan tersebut tertuju kepada kita semua. Beliau bersabda,

“Akan datang suatu masa di mana kamu akan diperebutkan oleh umat lain sebagaimana makanan lezat diperebutkan oleh orang yang lapar.” Para sahabat bertanya, “Apakah pada saat itu jumlah kami sedikit wahai Rasulullah?” Beliau menjawab; “Tidak, bahkan jumlah kamu banyak, namun bagaikan buih di lautan karena kalian terserang penyakit “wahn.” Mereka bertanya lagi, “Apakah penyakit wahn itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab; “Terlalu cinta terhadap dunia dan takut kepada mati.” (HR Abu Dawud)

Manusia tidak boleh terlena dalam kenikmatan dunia, karena setelah kehidupan ini masih ada kehidupan yang kekal, yakni kehidupan akhirat. Oleh karena itu, Rasulullah saw. memberikan perumpamaan dunia dengan akhirat seperti tetesan air dari jari, dengan air yang ada di lautan. Beliau bersabda,

“Perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang yang mencelupkan jari tangannya ke dalam laut lalu diangkatnya dan dilihatnya apa yang diperolehnya.” (HR Muslim dan Ibnu Majah)

Oleh karena itu, kehidupan hakiki adalah untuk mencari bekal menuju kehidupan akhirat. Bukan sebaliknya, menjadikan dunia sebagai tujuan. Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu), kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.” (at-Takaatsur: 1-4)

3. Senang Berbuat Dosa

Dosa adalah penilaian buruk yang diberikan Allah Subhaanahu Wata’aalaa atas perbuatan manusia karena melanggar aqidah, syari’ah, dan akhlak Islam. Dosa akan menjadi faktor kebinasaan bagi suatu umat atau bangsa. Mereka akan mendapatkan adzab yang besar, termasuk di dalamnya permusuhan antar manusia akan menyebabkan perpecahan yang sangat sulit untuk dipersatukan kembali. Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

“Dialah yang berkuasa mengirimkan adzab kepadamu, dari atas atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongangolongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain.” Perhatikanlah, bagaimana Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kekuasaan Kami) agar mereka memahaminya.” (al-An’aam: 65)

Dalam ayat yang lain, dikemukakan tentang akibat dosa yang membuat mereka binasa dengan adzab yang diberikan Allah Subhaanahu Wata’aalaa. Sebagaimana firman-Nya,

“Maka masing-masing (mereka itu) Kami adzab karena dosa-dosanya, di antara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil, ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, ada yang Kami benamkanke dalam bumi, dan ada pula yangKamitenggelamkan. Allahsama sekali tidak hendak menzalimi mereka, akan tetapi merekalah yang menzalimi diri mereka sendiri.” (al-‘Ankabuut: 40)

Jika kita tidak ingin mengalami kebinasaan, maka tidak ada pilihan lain kecuali terus melakukan perbuatan yang baik dan melestarikan nilai-nilai kebaikan yang sesuai dengan ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Allah Subhaanahu Wata’aalaa berfirman,

“Dan Tuhan-Mu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim, selama penduduknya orang-arang yang berbuat kebaikan.” (Huud: 117)

 

Sumber: Materi Dakwah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *