Tutup
Sekapur Sirih

Khutbah Jumat Singkat: Ramadhan Bulan Maghfirah

7
×

Khutbah Jumat Singkat: Ramadhan Bulan Maghfirah

Sebarkan artikel ini
Khutbah Jumat Singkat: Ramadhan Bulan Maghfirah

Khutbah Jumat Singkat: Ramadhan Bulan Maghfirah

Kabarnusa24.Com,-

KHUTBAH PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ،

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا      وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيْدًا * يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

Sidang jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Segala puji dan syukur hanya milik Allah, Zat yang memberikan kita beribu kenikmatan sehingga pada siang hari ini kita dapat menghadiri shalat Jumat secara berjamaah.

Khatib mewasiatkan kepada diri khatib dan kepada jamaah sekalian untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan senantiasa berusaha menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada baginda kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, serta kepada keluarga dan seluruh sahabatnya.

Ramadhan Bulan Maghfirah
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ramadhan adalah bulan yang memiliki segudang keutamaan. Di antaranya adalah Allah menjadikan Ramadhan sebagai bulan maghfirah. Maghfirah artinya ampunan. Bulan Maghfirah artinya bulan penuh ampunan.

Ramadhan disebut dengan bulan maghfirah karena di dalam bulan Ramadhan Allah subhanahu wata’ala banyak memberikan ampunan.

Kita akui, dosa kita menumpuk. Dari hari ke hari, pekan ke pekan, dan bulan ke bulan dosa kita bertambah. Baik kita sadari maupun tidak. Tidak ada anak Adam yang sempurna. Sebagai manusia biasa, kita tidak suci dari dosa.

Hanya Allah yang tahu seberapa menjulang tumpukan dosa kita, seberapa luas samudra kesalahan kita. Namun, Allah adalah Zat Yang Maha Penyayang. Allah tahu, bahwa kita adalah hamba lemah yang sangat membutuhkan ampunan-Nya.

Maka dengan rahmat dan kasih sayang-Nya, Allah menjadikan satu bulan dalam setahun sebagai bulan yang penuh ampunan. Bulan itu tidak lain adalah Ramadhan.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا دَخَلَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

“Jika datang bulan Ramadhan, pintu-pintu janah dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu.” Dalam riwayat Muslim disebutkan, “Pintu-pintu rahmat dibuka.” (HR. Al-Bukhari no. 3103; HR. Muslim no. 1079).

Terdapat ikhtilaf ulama terkait makna pintu-pintu janah dibuka. Sebagian berpendapat sebagaimana lahir teksnya, yaitu pintu-pintu surga benar-benar dibuka. Pendapat yang lain, makna teks hadits tersebut adalah kiasan.

Al-Qadhi ‘Iyyadh berkata, “Hadits tersebut mengandung makna metafora kepada banyaknya pahala dan pengampunan pada bulan Ramadhan.”

Al-Qadhi melanjutkan, “Pintu-pintu surga dibuka juga dapat dimaknai dengan Allah membukakan para hamba-Nya banyak pintu amal saleh secara umum pada bulan ini, yang tidak dibukakan pada bulan-bulan selainnya. Seperti puasa, qiyamul lail, perbuatan berbagai kebaikan, dan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang menyimpang. Ragam amal saleh ini adalah sebab dimasukkannya seorang hamba ke dalam janah dan menjadi pintu menuju janah.” (Syarah an-Nawawi ‘ala Muslim, Imam an-Nawawi, 7/152).

Jadi, selayaknya kita menyemarakkan bulan Ramadhan ini dengan amal saleh. Sebab banyak kebaikan yang kita dapatkan jika kita memaksimalkannya. Yang paling utama adalah kita mendapatkan ampunan Alllah dan dibukakannya pintu menuju janah.

Amal Saleh Penghapus Dosa di Bulan Ramadhan Penuh Maghfirah
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Ramadhan adalah bulan amal karena pahala ibadah pada bulan tersebut dilipatgandakan hingga berkali-kali lipat dibanding dengan bulan-bulan selainnya. Generasi saleh umat Islam begitu mengindahkan hal ini.

Mereka tidak rela sedetik pun waktu mereka berlalu di bulan Ramdhan tanpa ada nilai ibadah dan kebaikan di dalamnya.

Marilah kita menengok kembali bagaimana orang-orang saleh pendahulu kita dalam menyemarakkan bulan Ramadhan.

Pertama: Puasa
Puasa selama bulan Ramadhan merupakan ibadah utama yang menjadi kewajiban bagi setiap hamba mukalaf. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 183,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, sebagaimana diriwayatkan oleh imam al-Bukhari hadits nomor 38,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang puasa Ramadhan karena iman dan karena ingin mendapatkan pahala, maka dia diampuni dosanya yang telah lalu.”

Selama berpuasa badan dituntut untuk bersabar menahan dahaga dan lapar, lisan dipaksa untuk tidak berkata-kata kotor dan munkar seperti berdusta dan gibah, hati diminta untuk senantiasa berzikir kepada Allah, sedangkan ruhani dilatih untuk banyak mengerjakan shalat dan ibadah lainnya.

Kedua: Qiyamul lail
Apabila di siang hari yang terik kaum muslimin mengerjakan puasa Ramadhan, maka di malam harinya yang dingin kaum muslimin mengerjakan qiyam Ramadhan.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

“Barang siapa yang berdiri mengerjakan shalat malam pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka dosa-dosa yang telah lalu diampuni.” (HR. Al-Bukhari no. 37; HR. Muslim no. 759).

Bagaimana salaf menghidupkan malam mereka dengan shalat malam dapat digambarkan dengan sebuah riwayat dari as-Saib bin Yazid. As-Saib bin Yazid berkata,

أَمَرَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ وَتَمِيمًا الدَّارِيَّ أَنْ يَقُومَا لِلنَّاسِ بِإِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً. قَالَ: وَقَدْ كَانَ الْقَارِئُ يَقْرَأُ بِالْمِئِينَ حَتَّى كُنَّا نَعْتَمِدُ عَلَى الْعِصِيِّ مِنْ طُولِ الْقِيَامِ، وَمَا كُنَّا نَنْصَرِفُ إِلَّا فِي فُرُوعِ الْفَجْرِ

“Umar bin al-Khatthab radhiyallahu ‘anhu memerintahkan Ubay bin Ka’ab dan Tamim ad-Darimi mengimami orang-orang (pada bulan Ramadhan) sebanyak sebelas rakaat.”

As-Saib melanjutkan, “Imam membaca sekitar 200-an ayat al-Quran, sampai-sampai kami bersandarkan pada tongkat-tongkat karena saking lamanya berdiri. Dan kami tidak selesai dari mengerjakan shalat, melainkan di ambang fajar.” (HR. Malik dalam Muwatha` no. 253; al-Khathib at-Tibrizi menilai hadits ini sahih).

Ketiga: Membaca al-Quran
Al-Hasan bin Ali al-Jashshas berkata, aku mendengar ar-Rabi bin Sulaiman berkata,

كَانَ مُحَمَّدُ بْنُ إِدْرِيسَ الشَّافِعِيُّ ‌يَخْتِمُ ‌فِي ‌شَهْرِ ‌رَمَضَانَ سِتِّينَ خَتْمَةً مَا مِنْهَا شَيْءٌ إِلَّا فِي صَلَاةٍ

“Muhammad bin Idris asy-Syafii (Imam Syafii) mengkhatamkan al-Quran pada bulan Ramadhan sebanyak 60 kali. Dan beliau mengkhatamkan semua itu dalam shalatnya.” (Hilyatu al-Auliya`, al-Ashbahani, 9/134).

Terdapat banyak riwayat yang mengabarkan kepada kita bagaimana tilawatul quran generasi salaf pada bulan Ramadhan.

Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu pada bulan Ramadhan mengkhatamkan al-Quran sekali dalam sehari; al-Aswad bin Yazid mengkhatamkan al-Quran setiap dua hari sekali, dan di luar Ramadhan enam hari sekali; Said bin Jabir mengkhatamkan al-Quran dua hari sekali; Imam al-Bukhari mengkhatamkan al-Quran sehari sekali; Qatadah mengkhatamkan al-Quran di luar bulan Ramadhan setiap sepekan sekali, dan ketika bulan Ramadhan tiga hari sekali, khusus di sepuluh malam terakhir beliau khatam setiap harinya. Dan masih banyak riwayat lainnya tentang potret salaf dalam membaca al-Quran selama bulan Ramadhan.

Keempat: Sedekah
Ibnu Abbas radhiyallahu anhu meriwayatkan,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ. وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia paling dermawan. Lebih-lebih ketika Jibril menemuinya pada bulan Ramadhan. Dan Jibril menemui Rasulullah setiap malam pada bulan Ramadhan mengajarkannya al-Quran.” (HR. Al-Bukhari no. 6)

Orang-orang saleh terdahulu gemar bersedekah lebih-lebih ketika bulan Ramadhan. Cara bersedekahnya pun banyak ragamnya.

Dikisahkan, Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma tidak berbuka puasa kecuali berbuka bersama orang-orang miskin. Dan apabila ada seorang peminta-minta meminta makanan beliau, Ibnu Umar tidak sungkan untuk berbagi.

Menyemarakkan Ramadhan dengan Amal Saleh
Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Di bulan Ramadhan yang penuh dengan curahan rahmat, dibuka selebar-lebarnya pintu maghfirah dari Allah, dan dilipatgandakannya amalan saleh kita, marilah kita berlomba-lomba untuk menyemarakkan Ramadhan ini dengan amal saleh. Sehingga dengan demikian, kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أنْ لاَ إِلٰه إلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ،

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا

اَللَّهُمَّ اَهِلَّ عَلَيْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ بِالْأَمْنِ وَالْإِيْمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

اَللَّهُمَّ اَعِنَّا فِيْهِ عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِمَّنْ يَصُوْمُهُ، وَيَقُوْمُهُ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا، اَللَّهُمَّ سَلِّمْنَا لِرَمَضَانَ، وَسَلِّمْهُ لَنَا، وَتَسَلَّمْهُ مِنَّا مُتَقَبَّلاً

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ شَهْرَ عِزٍّ، لِلْإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ شَهْرًا لِلنَّصْرِ وَالتَّمْكِيْنِ، لِلْإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، فِيْ كُلِّ مَكَانٍ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ الْجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ، وَأَقِمِ الصَّلَاةَ

 

Pemateri khutbah: Ahmad Robith

(Sumber: Materi Khutbah Dakwah.Id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *