Tutup
BeritaNasionalReligi

Penyuluh Agama Diminta Pahami Etika dan Rekam Jejak Digital dalam Berdakwah

3117
×

Penyuluh Agama Diminta Pahami Etika dan Rekam Jejak Digital dalam Berdakwah

Sebarkan artikel ini
Penyuluh Agama Diminta Pahami Etika dan Rekam Jejak Digital dalam Berdakwah
Staf Khusus Menag Ismail Cawidu

Kabarnusa24.com | JAKARTA – Penyuluh Agama Islam perlu memahami strategi dakwah digital agar pesan keagamaan dapat tersampaikan secara efektif dan menjangkau audiens yang lebih luas. Hal itu disampaikan Koordinator Staf Khusus Menteri Agama, Ismail Cawidu, saat Pembinaan, Evaluasi Kinerja, dan Serap Aspirasi bagi 100 Penyuluh Agama Islam DKI Jakarta.

Giat ini digelar Direktorat Penerangan Agama Islam, Ditjen Bimas Islam, di Jakarta, Selasa (11/3/2025). ​​​​​​​Menurut Ismail, dakwah di era digital bukan sekadar menyampaikan pesan agama, tetapi juga membangun citra positif dan menjaga rekam jejak digital.

“Media sosial menjadi ruang utama komunikasi publik. Namun, ingat bahwa jejak digital itu permanen. Jangan sampai unggahan kita berdampak negatif bagi diri sendiri dan umat,” tegasnya.

Ia menekankan tiga aspek utama dalam strategi dakwah digital, yaitu etika bermedia sosial, pemilihan platform yang tepat, dan kesadaran akan rekam jejak digital yang tak terhapuskan. Dai harus menjaga sopan santun dalam berkomunikasi, menghindari ujaran kebencian, serta tidak menyebarkan hoaks atau konten provokatif. Dakwah juga harus berbasis nilai kebangsaan, seperti Pancasila dan moderasi beragama, agar dapat diterima oleh masyarakat luas.

Selain itu, Ismail mengingatkan pentingnya keamanan digital bagi para dai. Mereka perlu memahami cara melindungi data pribadi dan menghindari risiko kejahatan siber.

“Dakwah digital harus membangun kepercayaan, bukan sekadar konten. Dai yang ingin sukses di media sosial perlu memiliki tim solid agar penyampaian pesan lebih profesional,” imbuhnya.

Ia juga mengungkapkan pentingnya keterampilan digital bagi dai. Mereka harus mampu berbicara di depan kamera, mengedit konten, serta menjaga interaksi dengan audiens agar pesan dakwah lebih menarik dan efektif.

Pada kesempatan yang sama, Kasubdit Bina Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama, Jamaluddin Marki, menegaskan bahwa pembinaan ini bertujuan meningkatkan kapasitas penyuluh di era digital.

“Walaupun dakwah kini berkembang di dunia maya, penyuluh tetap perlu mendapatkan bimbingan langsung agar dakwah mereka semakin berkualitas,” ujarnya.

Jamaluddin juga mengungkapkan, setelah sukses di DKI Jakarta, kegiatan serupa akan dilaksanakan di Jawa Barat, Semarang, dan Yogyakarta. “Kita ingin memastikan para penyuluh siap menghadapi tantangan dakwah digital dengan pemahaman yang matang,” pungkasnya.

[Kemenag RI]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *