Tutup
Sekapur Sirih

Khutbah Jumat: Pelajaran Penting dari Peristiwa Nuzulul Quran yang Agung pada Ramadhan

2005
×

Khutbah Jumat: Pelajaran Penting dari Peristiwa Nuzulul Quran yang Agung pada Ramadhan

Sebarkan artikel ini
Khutbah Jumat: Pelajaran Penting dari Peristiwa Nuzulul Quran yang Agung pada Ramadhan

Kabarnusa24.com, | Materi Khutbah Jumat berikut ini Berjudul “Pelajaran Penting dari Peristiwa Nuzulul Quran yang Agung pada Ramadhan” dibuat Oleh: KH A Muzaini Aziz, Lc MA, Sekretaris Komisi Fatwa MUI Kota Tangerag, Semoga Bermanfaat.

أَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الْعَلاَّم، اَلَّذِي أَبْدَعَ خَلْقَ اْلأَنَام، وَأَوْجَبَ عَلَيْهِ ذَاكَ الصِّيَام، لِيَعْتَادُوْا الصَّبْرَ عَلَى أَلَمِ الْعَطَشِ وَالْجُووْع، وَلِيَشْعُرُوْا بِمُسَاوَاةِ اْلأَفْرَادِ وَالْجُمُوع، وَلِيَعْبُدُوْا رَبَّهُمْ فِي تَصَبُّرٍ وَخُشُوع
أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَه، زَيَّنَ السَّمَاءَ بِمَصَابِيحِ النُّجُوم، وَأَنْزَلَ الْمَطَرَ مِنَ السُحُبِ وَالْغُيُوم

وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه، أَكْثَرَ صِيَامَهُ لله، وَخَشَعَ فِي عِبَادَتِههِ لِمَوْلاَه
صَلَّى الله عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ تَسْلِيمًا كَثِيرًا

قَالَ الله تَعَالَى فِي مُحْكَمِ تَنْزِيلِه: يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْۤا اِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّـكُمْ تُفْلِحُوْنَ
صَدَقَ اللهُ الْعَظِيم

أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُون

أَمَّا بَعْد…

Ma’âsyiral mu’minîn rahimakumullâh…

Tanggal 17 Ramadhan biasa kita peringati sebagai Malam Nuzûl al-Qur`ân, malam turunnya ayat pertama dari Alquran . Hal ini didasari oleh surat al-Anfal ayat 41:

وَاعْلَمُوْۤا اَنَّمَا غَنِمْتُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَاَنَّ لِلّٰهِ خُمُسَهٗ وَ لِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِ ۙ اِنْ كُنْتتُمْ اٰمَنْتُمْ بِاللّٰهِ وَمَاۤ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang dapat kamu peroleh sebagai rampasan perang, maka sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan ibnus sabil, jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari al-Furqân, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Di dalam kitab Tafsîr at-Thabariy, jilid 10 halaman 14 termaktub bahwa Al-Hasan ibn Ali ibn Abi Thalib radhiyallâhu ‘anhumâ berkata: “Malam al-Furqân yang terjadi pada hari bertemunya dua pasukan itu terjadi pada hari ke-17 bulan Ramadhan.”

Menurut pendapat lain, Nuzûl al-Qur`ân terjadi pertama kali pada 21 Ramadhan, sebagaimana yang tercantum di dalam kitab ar-Rahîq al-Makhtûm karya as-Syekh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuriy.

Pendapat lain menyatakan bahwa Nuzûl al-Qur`ân pertama kali terjadi pada 24 Ramadhan, sebagaimana yang termaktub dalam kitab al-Bidâyah wa an-Nihâyah karya al-Imam Ibnu Katsir. Tentu tiga pendapat di atas adalah fase terakhir diturunkannya Alquran, setelah fase pertama yaitu diturunkan Alquran secara sekaligus (satu paket) ke al-Lauh al-Mahfûzh, dan fase kedua dari al-Lauh al-Mahfûzh diturunkan ke Bayt al-‘Izzah di as-Samâ` ad-Dunyâ atau Langit Pertama/Terendah, juga secara sekaligus (satu paket).

Pada fase terakhir ini, Alquran turun kepada Baginda Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur dalam rentang waktu antara 20 tahun atau 23 tahun atau 25 tahun, tergantung pada perbedaan pendapat berapa tahun Nabi tinggal di Makkah setelah diutus sebagai Rasul: 10 atau 13 atau 15 tahun. Adapaun masa tinggal Nabi di Madinah adalah 10 tahun.

Zumratal mu’minîn rahimakulullâh.

Adanya perbedaan pendapat tentang kapan Nuzûl al-Qur`ân pertama kali terjadi, adalah hal yang tidak terlalu substantif. Hal yang lebih substantif, esensial dan mendasar adalah: Bagaimana cara kita memfungsikan Alquran?

Setidaknya, ada dua cara bagaimana kita memfungsikan Alquran, dan keduanya bagai dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Pertama, sisi kuantitatif, di mana Alquran kita baca dengan berharap mendapat pahala dan hitungan kelipatannya. Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَيُّوبَ بْنِ مُوسَى، قَالَ: سَمِعْتُ مُحَمَّدَ بْنَ كَعْبٍ القُرَظِيّ يَقُولُ: سَمِعْتُ عَبْدَ اللهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُولُ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ، وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ، وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ، وَلاَمٌ حَرْفٌ، وَممِيمٌ حَرْفٌ (رواه الترمذي)

Dari Ayyub ibn Musa, dia berkata, “Aku mendengar Muhammad ibn Ka’ab al-Qurazhiy berkata, “Aku mendengar Abdullah ibn Mas’ud berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membaca 1 huruf dari Alquran maka baginya 1 kebaikan, dan 1 kebaikan (dapat berlipat) menjadi 10 kebaikan. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lâm Mîn itu 1 huruf. Namun Alif itu 1 huruf, Lâm 1 huruf dan Mîm 1 huruf.” (HR At-Tirmidzi)

Kedua, sisi kualitatif, di mana Alquran kita baca dan pelajari sesuai dengan fungsinya sebagai Hudâ (Petunjuk), bayyinât (Penjelasan-penjelasan) dan Furqân (Pembeda antara yang haq dan yang batil), sebagaimana firman Allah SWT dalam surah al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْۤ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُددٰى وَالْفُرْقَانِۚ

“Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai Hudâ (petunjuk) bagi manusia dan Bayyinât (penjelasan-penjelasan) mengenai petunjuk itu dan Furqân (pembeda antara yang haq dan yang batil).”

Jamaah yang mulia, mari sejenak kita renungkan analogi berikut…

Bila kita hendak ke negeri China, dan kita buta sama sekali tentang negeri China, maka yang kita butuhkan adalah sebuah buku petunjuk atau peta tentang negeri China, yang dapat memandu kita agar tidak tersesat di negeri China.

Dengan kesadaran seperti itu, kita pun membeli peta negeri China, yang berbahasa China. Namun malangnya, kita tidak mengerti bahasa China. Akhirnya, buku petunjuk atau peta tentang negeri China itu tidak mampu membantu kita untuk tidak tersesat di negeri China.

Kejadian tragis di atas lah yang dapat terjadi pada diri kita, yang berharap mendapat panduan hidup dari Alquran , namun tidak mampu memahami berbagai petunjuk Allah SWT yang termuat di dalamnya. Singkatnya, kita gagal memfungsikan Alquran sebagai lentera hidup, sehingga kerap kita gagal membedakan mana yang haq mana yang batil.

Sudah saatnya kita semua mengkoreksi dan memperbaiki cara kita berinteraksi atau memperlakukan Alquran . Bukan hanya kuantitas membaca yang kita utamakan, dengan memasang target sekian juz dalam sehari, atau sekian kali khatam dalam sebulan. Yang tidak kalah penting untuk kita perhatikan adalah sisi kwalitas kita dalam berinteraksi dengan Alquran, yaitu sudah berapa ayatkah yang kita pahami artinya, tafsirnya, asbâbun nuzûl-nya, dan seterusnya, sehingga kita bisa menghayati kandungan makna, hukum dan ‘ibrah serta ajaran sucinya.

Terlebih lagi dalam momentum Ramadhan, bulan yang dahulu selalu digunakan oleh Rasulullah Muhammad Saw. untuk mempelajari dan menyelami lautan mutiara Alquran bersama teman belajarnya yang mulia, Rûhul Quds, Jibril as. Sebagaimana kesaksian Ibnu Abbas RA. berikut:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: كَانَ رَسُولُ الله صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَى جِبْرْيلَ، وَكَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ. قَالَ: فَلَرَسُولُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْممُرْسَلَةِ. (رواه أحمد)

Ibnu Abbas RA berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Saw. adalah manusia yang paling dermawan. Dan ia berada dalam kondisi paling dermawan saat di bulan Ramadhan, yaitu ketika Malaikat Jibril menemuinya. Dan Jibril senantiasa menemuinya pada setiap malam Ramadhan untuk bersama mempelajari Alquran . Dan sungguh Rasulullah Saw. lebih dermawan dibanding angin yang berhembus.” (HR Ahmad)

Dari kesaksian di atas, maka tidak heran jika kemudian beliau adalah manusia terbaik yang pernah terlahir di muka bumi. Juga tidak aneh, saat Ummul Mu’minin Aisyah ra. ditanya tentang bagaimana akhlak Nabi, dengan tegas dia menjawab:

كَانَ أَخْلاَقُهُ الْقُرْآن, bahwa akhlaq Nabi sesuai dengan ajaran Alquran .

Allah sendiri menuntut kita untuk berinteraksi dengan Alquran secara kwalitatif, seperti yang termuat dalam firman-Nya, Shad ayat 29:

كِتٰبٌ اَنْزَلْنٰهُ اِلَيْكَ مُبٰرَكٌ لِّيَدَّبَّرُوْۤا اٰيٰتِهٖ وَلِيَتَذَكَّرَ اُولُوا الْاَلْبَابِ

“Kitab (Alquran) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menyelami ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.”

Demikianlah, semoga Ramadhan ini dapat kita jadikan sebagai momentum agar kita dapat berinteraksi dengan Alquran secara lebih berkwalitas. Dipandu oleh bimbingan para ulama kita, baik secara langsung melalui kajian-kajian yang kita hadiri, ataupun melalui kitab-kitab yang beliau-beliau tulis dan wariskan kepada kita.

Semoga Alquran memberikan kepada kita petunjuk guna keselamatan kita di dunia, dan memberikan kepada kita syafa’ah guna keselamatan kita di Akhirat kelak, âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيم، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيم، وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيم
أَقُولُ قَوْلِي هذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُؤْمِنِينَ مِنْ كُلِّ ذَنْب. فَاسْتَغْفِرُوا اللهَ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم

أَلْحَمْدُ للهِ ذِي الْعَظَمَةِ وَالْجَلاَل، أَلَّذِي قَدَّرَ اْلأَعْمَارَ وَحَدَّدَ اْلآجَال، وَأَمَرَنَا بِالْعِبَادَةِ وَصَالِحِ اْلأَعْمَال. أَشْهَدُ اَن لاَ إِلهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، جَعَلَ الدُّنيَا مَزْرَعَةً لِلْآخِرَة، وَمَكْسَبَ زَادٍ لِلْحَيَاةِ الْفَاخِرَة، لِلْخَلاَصِ مِننَ اْلأَهْوَالِ الْقَاهِرَة
وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه، أَلَّذِي حَذَّرَنَا مِنَ الدُّنْيَا دَارِ الدَّوَاهِي، وَمَكَانِ الْمَعَاصِي وَالْمَلاَهِي
صَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ الْكِرَام، وَأَصْحَابِهِ هُدَاةِ اْلأَنَام، وَسَلَّمَ عَلَيْهِمْ تَسْلِيمًا كَثِيرًا

فَيَا أَيُّهَا النَّاس، إِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تَقْوَاه، وَرَاقِبُوهُ مُرَاقَبَةَ مَنْ يَعْلَمُ أَنَّهُ يَرَاه
فَقَدْ قَالَ تَعَالَى: يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْـتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

أّللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّد، كَمَا صَلَّيْتَ وَسَلَّمْتَ وَبَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيم وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيم، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمْيْدٌ مَجِيد
أَللَهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَات، وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَات، إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَووَات، يَا قَاضِيَ الْحَاجَات

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً، وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّار

عِبَادَ الله…إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ، وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَننْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْي، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ. أَقِمِ الصَّلاَةَ

[MUI]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *