Lumajang, kabarnusa 24.com.Sabtu,7/6/20 2025. Di tengah masih minimnya pemahaman masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK), sebuah komunitas lahir di Lumajang, membawa semangat baru dan harapan yang nyata. Komunitas tersebut bernama KARSA – Special Kids Journey, didirikan pada 2 April 2025, bertepatan dengan Hari Peduli Autisme Sedunia. Di Prakarsai dan diawali oleh Biro Think Plus Therapy sebagai tempat berkumpulnya wali anak abk yang men therapy putra -putrinya disana.
“Sementara ini Karsa Special Kids Journey bertempat dan difasilitasi oleh Biro Think Plus Therapy yg beralamat di jl. Gajah Mada gang melon kavling no. 2 (Toga Lumajang).
“Nama KARSA, yang berarti “kehendak yang kuat”, dipilih bukan tanpa alasan. Komunitas ini menjadi ruang bertumbuh bersama bagi anak-anak berkebutuhan khusus dan keluarga mereka, dengan tujuan menciptakan lingkungan yang inklusif, penuh kasih, dan memberdayakan.
“KARSA lahir dari keprihatinan dan cinta. Banyak orang tua yang merasa sendirian saat tahu anaknya berbeda. Kami ingin menjadi pelukan pertama dan teman perjalanan mereka,” ujar RNW. Imelda, Spd, Ketua KARSA Special Kids Journey.
KARSA tidak hanya hadir sebagai kelompok pendamping orang tua, tetapi juga menjadi penggerak literasi dan edukasi seputar Autism Spektrum Disoder, ADHD, dan spektrum kebutuhan khusus lainnya. Komunitas ini menyadari bahwa persoalan utama bukan hanya kurangnya fasilitas terapi atau sekolah inklusi, tapi juga masih rendahnya pemahaman masyarakat.
“Masih banyak anak ABK yang dipandang aneh, dijauhkan, atau bahkan dianggap aib. Padahal, yang mereka butuhkan adalah kesempatan dan pemahaman,” jelas Diayu Tria Mirantri, SE, Humas KARSA Special Kids Journey.
Dengan visi besar sebagai ruang tumbuh bersama, KARSA Special Kids Journey menjadikan orang tua bukan hanya penerima bantuan, tetapi juga pelaku utama dalam proses mendampingi anak. Dalam setiap kegiatan, mulai dari webinar, sesi sharing, hingga penyuluhan di desa-desa, KARSA Special Kids Journey menekankan bahwa setiap anak ABK memiliki potensi — jika diberi ruang dan dukungan.
Berkolaborasi dengan Psikolog, Dr Spesialis Anak, Dokter Spesialis Kejiwaan sebagai Pembina maka KARSA telah merancang beberapa program unggulan, antara lain:
• Kelas edukasi parenting ABK
• Webinar, talkshow seputar Pendidikan inklusi dan terapi sensorik
• Kolaborasi dengan penyelenggara terapi untuk akses layanan yang lebih terjangkau
• Sosialisasi ke sekolah-sekolah terkait pendidikan inklusif
• Skrining awal ABK
• Memberikan subsidi bantuan Pendidikan untuk anak ABK yang tidak mampu
“Kami tidak ingin hanya bergerak di kota. Justru di desa-desa, banyak orang tua yang bingung harus ke mana saat anaknya belum bicara di usia 4 tahun, atau menunjukkan perilaku yang tak biasa,” tambah Diayu.
“Salah satu mimpi besar KARSA Special Kids Journey adalah membuka lebih banyak akses sekolah inklusi di Kabupaten Lumajang. Selama ini, anak-anak ABK di jenjang SD mungkin masih bisa diterima di sekolah formal, namun di jenjang SMP dan SMA, pilihan semakin sempit.
“Anak-anak ini tidak kurang. Mereka hanya belajar dengan cara yang berbeda. Kalau sekolah menolak mereka, kapan inklusi benar-benar nyata?” tegas Imelda
“KARSA Special Kids Journey mulai menjalin komunikasi dengan Dinas Terkait di Lumajang dan berharap ke depan bisa menghadirkan pelatihan bagi guru-guru di sekolah formal agar mampu memahami kebutuhan ABK di ruang kelas.
“Dalam waktu singkat, KARSA Special Kids Journey telah menjadi rumah baru bagi banyak keluarga. Di tengah tantangan biaya terapi yang tinggi, diskriminasi yang masih ada, dan minimnya tenaga ahli, komunitas ini tetap bergerak dengan semangat kolaborasi.
“Kami percaya bahwa ketika satu keluarga bangkit, keluarga lain akan ikut menguat. Maka kami di KARSA Special Kids Journey berjalan bersama. Ini bukan tentang siapa yang lebih tahu, tapi siapa yang mau terus belajar dan mendampingi,” tutup Diayu.
KARSA Special Kids Journey berharap dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat luas, agar anak-anak berkebutuhan khusus tidak lagi dipinggirkan, melainkan disambut dan dirangkul dengan penuh hormat.
“Mereka punya hak yang sama untuk hidup bermakna. Kami di KARSA Special Kids Journey ingin memastikan itu bisa terjadi — dimulai dari Lumajang, menuju Indonesia yang lebih inklusif,” ujar Imeldapenuh harap.
(D.S)