Tutup
Sekapur Sirih

Kenalkan Lailatul Qadar pada Anak dengan Surat Al-Qadr

9
×

Kenalkan Lailatul Qadar pada Anak dengan Surat Al-Qadr

Sebarkan artikel ini
Kenalkan Lailatul Qadar pada Anak dengan Surat Al-Qadr

Oleh: Muhammad Tantowi, Koordinator Ma’had MTsN 1 Jember

Kabarnusa24.com, | Lailatul Qadar adalah malam agung yang ditunggu umat Islam pada setiap Ramadhan, karena terdapat peristiwa penting yang terjadi di dalamnya. Bagi muslim yang sudah dewasa, Lailatul Qadar sudah jamak diketahui dan bahkan sering diburu.

Namun tidak demikian bagi anak-anak, sehingga mengenalkan Lailatul Qadar pada anak harus sesuai dengan tingkat pengetahuannya. Dan QS. Al-Qadar adalah pilihan utama dalam mengenalkan Lailatul Qadar. Allah SWT berfirman:

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ۝١ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ۝

innâ anzalnâhu fî lailatil-qadr. wa mâ adrâka mâ lailatul-qadr.

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar.”

Dari dua ayat di atas dapat dijelaskan kepada anak, bahwa secara bahasa Lailatul Qadar adalah malam yang agung. Disebut sebagai malam agung karena memang ada dua peristiwa besar yang terjadi di dalamnya.

Pertama, Allah SWT menurunkan Al-Qur’an secara keseluruhan dari pusat informasi semesta atau yang sering disebut dengan Lauhul Mahfudz ke langit dunia.

Kedua, Allah SWT tentukan rezeki, ajal dan kematian makhluknya, bahkan pada malam tersebut ditentukan nama-nama orang yang akan menunaikan ibadah haji, tidak lebih dan tidak kurang. Kemudian diserahkan kepada malaikat untuk diwujudkan pada tahun yang sama. (Muhammad Bin Ahmad Bin Abu Bakar al-Qurthubi, al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an, [Beirut: Muassasah al-Risalah, 2006], Jilid XXII, hal. 391).

Setelah menjelaskan dua peristiwa di atas, orang tua juga perlu menjelaskan, bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini adalah petunjuk bagi semua manusia. Artinya, banyak dari kalangan non muslim yang mempelajari al-Qur’an dan pada akhirnya mendapatkan petunjuk untuk memeluk agama Islam.

Selain itu, Al-Qur’an juga menjadi penjelas hukum agama secara rinci bagi umat Islam. Seperti kewajiban shalat, zakat, puasa dan haji. Al-Qur’an juga menjelaskan hukum transaksi jual beli, utang piutang, gadai dan lain sebagainya. Tujuannya agar seorang muslim mampu membedakan haq dan bathil dalam kehidupan sehari-hari. (Muhammad Ar-Razi bin Umar, Mafatihul Ghaib, [Beirut, Daar al-Fikr: 1981], Juz V, hal. 94).

Di sisi lain, orang tua juga perlu menjelaskan pada anak bahwa dengan Lailatul Qadar Allah SWT menunjukkan keutamaan umat nabi Muhammad SAW atas umat terdahulu. Dengan usia yang relatif pendek, namun dapat beramal shalih melebihi umat terdahulu.

Imam As-Suyuthi dalam kitab Ad-Durrul Mantsur fit Tafsir bil Ma’tsur, (Cairo, Dar Al-Hijr, 2003:XV/535) menjelaskan, Nabi Muhammad SAW pernah menyebutkan empat orang Bani Israil yang beribadah selama delapan puluh tahun tanpa bermaksiat sekali pun. Mereka adalah Nabi Ayyub AS, Nabi Zakariya AS, Nabi Hizqil AS dan Nabi Yusya’ AS. Hal ini membuat para sahabat heran, lantas malaikat Jibril AS turun dan membacakan QS. Al-Qadar:

لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣

lailatul-qadri khairum min alfi syahr

Artinya: “Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan.”

Pada cerita di atas, orang tua dapat menunjukkan perhitungan seribu bulan dalam hitungan tahun. Karena cerita empat orang Bani Israil di atas menggunakan bilangan delapan puluh tahun, maka penghitungannya adalah sebagai berikut: seribu bulan dibagi dua belas bulan (jumlah bulan dalam satu tahun) menghasilkan delapan puluh tiga tahun dan empat bulan. Maka benarlah kiranya Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan.

Allah SWT berfirman:

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ ۝٤ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ ۝٥

tanazzalul-malâ’ikatu war-rûḫu fîhâ bi’idzni rabbihim, ming kulli amr. salâmun hiya ḫattâ mathla‘il-fajr

Artinya: “Pada malam itu turun para malaikat dan Rūḥ (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.”

Berdasarkan dua ayat di atas, orang tua perlu menjelaskan pada anak, bahwa pada malam Lailatul Qadar, malaikat Jibril dan jutaan bahkan milyaran malaikat turun ke bumi dengan membawa keputusan-keputusan untuk semua makhluk yang akan diwujudkan pada tahun yang sama. Setiap kali mereka bertemu seorang mukmin, mereka ucapkan: “Selamat, kebaikan atasmu. Tidak ada keburukan.” Peristiwa langka ini terjadi hingga terbit fajar. (Abu Ja’far Muhammad bin Jarir At-Thabari, Jami’ul Bayan ‘an Ta’wil Ayil Qur’an, [Cairo: Dar Al-Hijr, 2001], Jilid XXIV, hal. 548-549).

Tugas orang tua selanjutnya adalah menjelaskan waktu terjadinya Lailatul Qadar, yaitu pada sepuluh malam terakhir bulan ramadhan. Meskipun juga tidak menutup kemungkan, bahwa Lailatul Qadar dapat terjadi pada malam-malam sepanjang tahun. Tujuannya, agar setiap orang bersungguh-sungguh dalam beramal salih di semua malam. (al-Jami’ Li Ahkamil Qur’an, Juz XXII, hal. 401).

Amal ringan yang perlu dikenalkan orang tua terhadap anak pada malam Lailatul Qadar adalah dengan melaksanakan shalat Maghrib dan Isya berjamaah, dengan menunaikan dua amal tersebut sudah mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar. Hal ini sesuai dengan hadits riwayat Al-Baihaqi melalui Anas bin Malik RA berikut ini:

مَنْ صَلَّى الْمَغْرِبَ وَالْعِشَاءَ فِيْ جَمَاعَةٍ حَتَّى يَنْقَضِيَ شَهْرُ رَمضَانَ فَقَدْ أَصَابَ مِنْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ بِحَظٍّ وَافِرِ

Artinya : “Siapa pun yang shalat Maghrib dan Isya dalam kondisi berjamaah hingga usai Ramadhan, maka dia telah mendapatkan (keutamaan) Lailatul Qadar dengan bagian yang melimpah”. (Ahmad Bin Al-Husain Al-Baihaqi, Syu’abul Iman, [Beirut: Dar al-Kotob al-Ilmiah, 2000], Jilid III, hal. 330).

Dengan demikian, Surat Al-Qadr bisa menjadi bahan ajar utama dalam mengenalkan Lailatul Qadar dengan segala keagungannya kepada anak. Oleh karena termasuk kategori surat pendek dan dianggap lebih mudah dipahami oleh anak. Hal yang tidak boleh dilupakan adalah mengajarkan dan membiasakan amal ibadah yang ringan namun penuh keutamaan. Wallahu a’lam.

Sumber: Artikel Ramadan Keislaman NU online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *