Tutup
ReligiSekapur Sirih

Agama Islam Penuh dengan Kemudahan

3
×

Agama Islam Penuh dengan Kemudahan

Sebarkan artikel ini
Agama Islam Penuh dengan Kemudahan

Agama Islam Penuh dengan Kemudahan

KABARNUSA24.COM,- Jika kita perhatikan dan kita cermati dengan seksama, akan kita dapati bahwa kemudahan dan keringanan merupakan salah satu tujuan syariat yang dijunjung tinggi oleh agama ini. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى الدِّيْنِ مِنْ حَرَجٍۗ مِلَّةَ اَبِيْكُمْ اِبْرٰهِيْمَۗ

“Dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim.” (QS. Al-Hajj: 78)

Allah Ta’ala juga berfirman,

يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 185)

Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا، وَأَبْشِرُوا

“Sesungguhnya agama Islam itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama, kecuali dia akan dikalahkan (tidak mampu melakukan amal meskipun yang mudah dan ringan, lantas tidak dapat istikamah dalam beramal). Maka, berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar), dan bergembiralah (dengan pahala yang menanti kamu).” (HR. Bukhari no. 39)

Islam adalah agama yang mudah dan memudahkan. Apalagi bila kita bandingkan dengan agama-agama sebelumnya. Sebab, Allâh Ta’ala telah mengangkat dari umat ini beban yang dahulu dipikulkan kepada umat-umat sebelumnya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ خَيْرَ دِينِكُمْ أَيْسَرُهُ، إِنَّ خَيْرَ دِينِكُمْ أَيْسَرُهُ، إِنَّ خَيْرَ دِينِكُمْ أَيْسَرُهُ

“Sesungguhnya sebaik-baik agama kalian adalah yang paling mudah. Sesungguhnya sebaik-baik agama kalian adalah yang paling mudah. Sesungguhnya sebaik-baik agama kalian adalah yang paling mudah.” (HR. Ahmad dalam kitabnya Al-Musnad 3: 479)

Dalam sebuah hadis, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan menunjukkan kasih sayang beliau kepada umatnya dengan memberikan keringanan dan kemudahan bagi kita. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kita semua untuk beramal sesuai dengan kadar kemampuan kita masing-masing serta tidak memperbolehkan sikap berlebih-lebihan di dalamnya.

Karena, seringkali sesuatu yang berlebih-lebihan itu menimbulkan kebosanan, dan kebosanan dalam beramal tentu saja berefek buruk terhadap diri seorang hamba. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ، عَلَيْكُمْ مِنَ الأَعْمَالِ مَا تُطِيقُونَ؛ فَإِنَّ اللَّهَ لا يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا، وَإِنَّ أَحَبَّ الأَعْمَالِ إِلَى اللهِ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ، وَإِنْ قَلَّ

“Wahai manusia, hendaknya kalian melakukan amal sesuai dengan kemampuan kalian, karena Allah tidak akan bosan (di dalam memberikan pahala) sampai kalian bosan (dalam beramal). Dan sungguh amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan terus-menerus meskipun sedikit.” (HR. Bukhari no. 5861 dan Muslim no. 782, hadis ini adalah lafaz Muslim)

Dalam Islam, ada satu syariat khusus yang disebut dengan rukhshah atau keringanan. Rukhshah merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah Ta’ala kepada kaum muslimin. Di mana salah satu tujuan dan hikmahnya adalah mempermudah kaum muslimin dalam perkara ibadah ataupun kewajiban.

Dalam sebuah safar misalnya, seorang muslim yang sedang bepergian dengan jarak tempuh melebihi 80 kilometer, diperbolehkan untuk memendekkan salat dan berbuka puasa. Dan Allah Ta’ala sangatlah senang apabila hamba-hamba-Nya mengambil keringanan ini. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ اَللَّهَ يُحِبُّ أَنْ تُؤْتَى رُخَصُهُ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ تُؤْتَى مَعْصِيَتُهُ

“Sesungguhnya Allah suka bila rukhshah (keringanan)-Nya dilaksanakan sebagaimana Dia benci bila kemaksiatan kepada-Nya dilakukan.” (HR. Ahmad no. 5866, Al-Bazzar no. 5998, dan Ibnu Khuzaimah no. 2027)

Tatkala Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengutus sahabat Muadz bin Jabal dan Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhuma ke Yaman, beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَسِّرَا ولا تُعَسِّرَا، وَبَشِّرَا ولا تُنَفِّرَا، وَتَطَاوَعَا ولا تَخْتَلِفَا

“Hendaknya kalian berdua itu mempermudah, jangan mempersulit, memberi kabar gembira, dan tidak menjadikan orang semakin menjauh, dan bersatu padulah dan janganlah saling berselisih.” (HR. Bukhari no. 3038 dan Muslim no. 1733)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga menegaskan dalam sebuah hadis,

إِنَّ اللَّهَ لم يَبْعَثْنِي مُعَنِّتًا، ولا مُتَعَنِّتًا؛ وَلَكِنْ بَعَثَنِي مُعَلِّمًا مُيَسِّرًا

“Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengutusku untuk memaksa orang atau menjerumuskannya, akan tetapi Dia mengutusku sebagai seorang pengajar dan orang yang memudahkan urusan.” (HR. Muslim no. 1478)

Sungguh agama Islam ini telah Allah turunkan penuh dengan kemudahan. Bahkan, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam Allah utus, salah satu tujuannya adalah mempermudah urusan umatnya. Salah dan keliru, bila ada yang mengatakan bahwa Islam penuh dengan kekerasan, kesulitan, dan memberatkan pemeluknya. Wallahu a’lam bisshawab.

Sungguh kemudahan dan keringanan dalam Islam begitu beragam bentuknya. Kesemuanya itu melebur dalam segala aspek kehidupan kita, yang mana merupakan salah satu bukti bahwa Allah Ta’ala begitu Mahalembut kepada hamba-hamba-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ

“Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya.” (QS. Asy-Syura: 19)

Di antara bentuk kemudahan dan keringanan yang paling besar dalam Islam adalah terbukanya pintu tobat bagi para pendosa. Allah Ta’ala berfirman,

قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

“Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Allah Ta’ala juga mengatakan di surat As-Syura,

وَهُوَ الَّذِي يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَعْفُو عَنِ السَّيِّئَاتِ وَيَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ

“Dan Dialah yang menerima tobat dari hamba-hamba-Nya dan memaafkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. AS-Syura’: 25)

Mungkin di antara kita ada yang terheran-heran, mengapa terbukanya pintu tobat kepada umat ini menjadi salah satu bentuk kemudahan dan keringanan dalam syariat Islam?

Perlu kita ketahui terlebih dahulu, bahwa tobatnya umat terdahulu memiliki persyaratan yang sangat berat, persyaratan yang sudah Allah Ta’ala hapuskan untuk umat Islam ini. Yaitu, terkabulnya tobat dengan adanya pengorbanan jiwa.

Dahulu kala, saat kaum Nabi Musa ‘alaihissalam menyembah patung, lalu kemudian mereka ingin bertobat, Allah Ta’ala uji tobat mereka dengan persyaratan yang berat ini. Allah Ta’ala berfirman,

وَاِذْ قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهٖ يٰقَوْمِ اِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ اَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوْبُوْٓا اِلٰى بَارِىِٕكُمْ فَاقْتُلُوْٓا اَنْفُسَكُمْۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ عِنْدَ بَارِىِٕكُمْۗ فَتَابَ عَلَيْكُمْ ۗ اِنَّهٗ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ

“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, ‘Wahai kaumku! Kamu benar-benar telah menzalimi dirimu sendiri dengan menjadikan (patung) anak sapi (sebagai sesembahan), karena itu bertobatlah kepada Penciptamu dan bunuhlah dirimu. Itu lebih baik bagimu di sisi Penciptamu. Dia akan menerima tobatmu. Sungguh, Dialah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. Al-Baqarah: 54)

Sedangkan umat Islam, maka tobat kita cukup dengan menghentikan perbuatan maksiat, bertekad untuk tidak mengulanginya, dan menyesali perbuatan tersebut. Adapun jika kemaksiatan tersebut berkaitan dengan hak manusia, maka harus ditunaikan dan mengembalikan hak yang telah ia ambil tersebut.

Saat seorang muslim telah melakukan hal-hal yang telah kita sebutkan tersebut, maka insyaAllah Allah akan menerima tobatnya, bahkan Allah memberikan bonus berupa janji masuknya orang yang bertobat tersebut ke dalam surga-Nya. Allah Ta’ala berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْٓا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًاۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗۚ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya.” (QS. At-Tahrim: 8)

Kita harus bangga dengan kemuliaan agama Islam ini, harus bisa mengamalkan keistimewaan ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Tidak berlebih-lebihan di dalam melakukan segala sesuatu, tidak mudah menyakiti orang lain, tidak bermudah-mudahan di dalam menghakimi orang lain, serta memperbanyak tobat kepada Allah Ta’ala.

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 286)

Wallahu a’lam bisshawab.

 

Sumber: Ulasan Dakwah Materi Khutbah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *