Lumajang,kabarnusa 24.Rabu,24/4/2024. Desa Ranupani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang, Jawa Timur merupakan daerah yang subur makmur.Masyarakat suku Tengger masih memegang teguh adat istiadat serta budaya nenek moyang yaitu tradisi yang telah terpelihara selama berabad-abad ” Ritual Adat Unan-unan Tengger.Selasa,23/4/2024 , para penduduk dan pemuka adat Suku Tengger berkumpul untuk merayakan momen yang tak hanya melambangkan syukur, tetapi juga menjaga keharmonisan dengan alam dan leluhur mereka.
Sekda Kabupaten Lumajang Agus Triyono dengan penuh kehangatan mengungkapkan “Makna mendalam di balik tradisi tersebut.
“Unan-Unan yang kita laksanakan di Desa Ranupani adalah cermin dari rasa syukur yang mendalam. Kami, sebagai bagian dari alam ini, merasa berkewajiban untuk merawatnya. Semoga kita dilindungi dan diberkahi,” ungkap Agus.
Ritual Unan-unan, sebuah warisan leluhur yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali, di tahun itu Suku Tengger sebagai ‘Landung’, penanda penting dalam kalender mereka yang terdiri dari 13 bulan, sebuah sistem waktu yang unik yang menggambarkan hubungan khusus mereka dengan alam.
Unan-unan, yang berasal dari kata “Una” yang berarti memperpanjang, tak hanya mempersembahkan rasa syukur, tetapi juga upaya untuk memperpanjang bulan dalam kalender tradisional Tengger. Ini merupakan simbol dari kesatuan mereka dengan alam dan langit.
Agus Triyono mengungkapkan” Ritual tersebut adalah bentuk penghormatan kepada leluhur, serta doa agar keberkahan terus mengalir bagi masyarakat Desa Ranu Pani. Hari puncaknya tidak hanya diwarnai oleh syukur kepada sang yang Widi, tetapi juga ‘sajen’ berupa kepala kerbau yang dihias indah, menjadi simbol dari pengorbanan dan harapan.
Warga Tengger kemudian mengarak ‘ancak’ yang memuat sajen tersebut menuju sanggar pamujan, tempat peribadatan yang menjadi pusat ritual. Doa-doa dipanjatkan, harapan diungkapkan, ikatan dengan alam serta leluhur diperkuat,”ungkapnya.
“Harapan kami adalah kelimpahan rezeki dan keselamatan bagi kita semua, untuk generasi mendatang. Semoga kita tetap di bawah lindungan Tuhan dan leluhur kami,” ungkap tetua adat.
Desa Ranupani, merupakan desa yang memiliki kisah tentang kesyukuran, tradisi, ikatan manusia dengan alam telah diceritakan agar tidak pudar dari ingatan generasi muda dan masyarakat.(D.S)