Direktur KSKK Madrasah : MATSAMA Harus Edukatif, Kreatif, dan Menyenangka

Direktur KSKK Madrasah : MATSAMA Harus Edukatif, Kreatif, dan Menyenangka
Direktur KSKK Madrasah : MATSAMA Harus Edukatif, Kreatif, dan Menyenangkan

Direktur KSKK Madrasah : MATSAMA Harus Edukatif, Kreatif, dan Menyenangka

Jakarta – Kabarnusa24.Com,

Direktur KSKK Madrasah : MATSAMA Harus Edukatif, Kreatif, dan Menyenangka
Direktur KSKK Madrasah : MATSAMA Harus Edukatif, Kreatif, dan Menyenangkan

Tahun pelajaran baru 2023/2024 akan segera dimulai. Seluruh lembaga pendidikan baik madrasah maupun sekolah akan disibukkan kembali dengan aktivitas penerimaan peserta didik baru pada semua jenjang, baik RA/TK, MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMA. Pun demikian, setelah menjalani libur panjang, peserta didik kembali mengikuti aktivitas belajar mengajar di madrasah atau sekolah masing-masing.

Salah satu rangkaian kegiatan penerimaan peserta didik baru adalah masa orientasi siswa terhadap lingkungan madrasah atau sekolah. Masa orientasi lazim dijumpai di lembaga pendidikan. Hampir seluruh madrasah maupun sekolah baik negeri maupun swasta menggunakan cara itu untuk mengenalkan almamater pada peserta didik baru. Pada dasarnya, masa orientasi siswa dilakukan agar peserta didik baru mengetahui lebih dalam tentang madrasah atau sekolah barunya, baik mengenai lingkungan, norma, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pengenalan peserta didik terhadap madrasah atau sekolahnya.

Direktur Kuruikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah, Moh. Isom, menyatakan bahwa pelaksanaan orientasi peserta didik baru di madrasah dikenal istilah Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) merupakan kegiatan pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penamanan konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal budaya kekhasan madrasah. Hal itu disampaikan pada rapat koordinasi dengan Kepala Bidang Madrasah, dan Kepala Madrasah seluruh Indonesia pada 07 Juli 2023 secara virtual melalui zoom meeting dalam rangka persiapan pelaksanaan MATSAMA yang akan segera dilaksanakan menjelang tahun pelajaran 2023/2024.

“Matsama termasuk kegiatan transisi agar peserta didik benar benar secara mental siap mengikuti proses pembelajaran di lingkungan belajar yang baru. Oleh karena itu, madrasah perlu mengisi kegiatan pengenalan yang bersifat edukatif, kreatif, dan menyenangkan bagi semua peserta didik. Termasuk peserta didik berkebutuhan khusus”, tegas Isom pada Jum’at (07/07).

Seluruh rangkaian kegiatan Matsama, menurut Guru Besar Islamic Studies UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, harus didisain sedemikian rupa sehingga memberikan pengalaman yang menyenangkan, membahagiakan, dan tidak menegangkan. Dalam pelaksanaan Matsama, tidak mengarah pada praktik perpeloncoan dan tindakan kekerasan; khalwat dan ikhtilath atau berduaan dengan lawan jenis yang berpotensi terjadinya tindak asusila; penggunaan atribut yang tidak sejalan dengan aktivitas pembelajaran, dan; kegiatan yang membahayakan keselamatan jiwa, raga, dan merendahkan harga diri dan martabat kemanusiaan. Intinya bahwa, lanjut Isom, dalam penyelenggaraan Matsama harus merujuk kepada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru, dan Petunjuk Teknis yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia.

“Masa pengenalan lingkungan madrasah harus menjadi pengalaman yang menyenangkan. Karena di masa itu adalah awal bagi mereka merasakan kesan pertama yang baik terhadap lingkungan madrasah barunya. Jika kesan baik muncul, maka selama mereka mengikuti pendidikan di madrasah tersebut, dianggap sebagai tempat belajar yang menyenangkan. Begitu juga sebaliknya. Hal utama yang perlu menjadi perhatian pula, jangan sampai ada perpeloncoan dan kekerasan, khalwat dan ikhtilath, penggunaan atribut yang tidak layak, dan kegiatan lain yang tidak pantas dan bahkan membahayakan. Pokoknya, dalam pelaksanaan Matsama harus mengacu pada Permendikbud Nomor 18 tahun 2016 dan Juknis yang dikeluarkan Dirjen pendis”, imbuh Isom.

Selanjutnya, pada kesempatan yang sama, Kepala Subdirektorat Kesiswaan, Imam Bukhori menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan Matsama, kisi-kisi materi yang harus disampaikan kepada peserta didik baru di antaranya: Pertama, tentang kemadrasahan, meliputi profil madrasah, fasilitas dan infrastruktur, tata tertib, sistem pembelajaran, dan lain sebagainya. Kedua, penguatan moderasi beragama. Ketiga, nilai-nilai kekhasan yang ada di madrasah. Keempat, budaya dan kebiasaan kehidupan di madrasah.

“Materi yang mesti disampaikan dalam pelaksanaan Matsama, meliputi pengenalan kegiatan rutin madrasah, fasilitas madrasah, ciri khas madrasah, nilai, norma dan tata tertib madrasah serta karakter dan budaya yang ada di lingkungan madrasah kepada peserta didik baru. Perlu ditumbuhkan pula pemahaman moderasi beragama, yang berarti cinta terhadap NKRI, toleran, anti kekerasan, dan menghormati tradisi”, jelas Imam Bukhori.

Dalam hal pengenalan nilai-nilai madrasah dan budaya kehidupan di madrasah, Imam menambahkan agar ditekankan sejak awal pentingnya budaya bersih, hidup sehat dan halal di lingkungan madrasah. Pengenalan bentuk-bentuk kekerasan baik fisik maupun psikis, penelantaran, pelecehan seksual, penyalahgunaan narkoba, dan pergaulan bebas di madrasah.

“Perlu juga ditekankan di awal pentingnya budaya bersih, sehat dan halal serta penumbuhan sikap mandiri dan berprestasi. Juga, anti pelecehan dan kekerasan seksual, narkoba, merokok serta pengkondisian suasana anti pergaulan bebas di madrasah”, pungkas Imam.

Pers Rilis Pendis Kemenag RI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *