Jakarta, kabarnusa24.com – Garuda Indonesia Diduga kembali melakukan diskriminasi kepada penyandang disabilitas, kali ini Ketua Umum PPDI H. Norman Yulian seorang penyandang disabilitas Pengguna Kursi roda (daksa) yang mendapatkan perlakuan sangat merugikan penyandang disabiltas dari Maskapai Garuda Indonesia yang diduga telah menahan Kursi roda dan batrai miliknya.
Norman yang pada saat itu berangkat pada 5 September 2024 dengan rute Jakarta dan transit Doha menuju Paris, mendapat perlakuan yang kurang baik pasalnya kursi roda yang dipakainya di tahan oleh pihak maskapai dikarenakan kursi roda elektrik miliknya melebihi ketentuan yang di berlakukan oleh maskapai Garuda.
“Saya sangat merasa di rugikan, Mau berangkat kursi roda elektrik saya Baterainya di tahan katanya melebihi kapasitas dan saya jadi susah untuk bergerak Karena kursi roda kan itu kebutuhan saya” Ungkapnya
BACA JUGA: *Resmikan Ekshibisi Tanah Ulayat, Menteri AHY Harap Dapat Satukan Visi Sukseskan Pendaftaran Tanah Ulayat di Indonesia dan ASEAN* Bandung - Mengawali rangkaian International Meeting on Best Practices of Ulayat Land Registration in Indonesia and ASEAN Countries, Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meresmikan Ekshibisi Tanah Ulayat yang digelar di The Trans Luxury Hotel, Bandung, Rabu (04/09/2024). "Kita sama-sama melihat ekshibisi atau pameran dari stakeholders untuk menyatukan visi dan semangat kita menyukseskan program registrasi tanah ulayat yang ada di Indonesia dan juga di ASEAN countries," kata Menteri AHY dalam sambutannya. Ekshibisi yang berlangsung selama empat hari ini diikuti sejumlah perwakilan Masyarakat Hukum Adat. Beberapa di antaranya perwakilan Masyarakat Hukum Adat Baduy, Kampung Naga, Dayak Iban Sungai Itik, Dayak Menua Kulan, Dayak Sami, Kerapatan Adat Nagari (KAN) Tanjung Bonai, Mukim Siem, Mukim Seulimeum, Kota Sungai Penuh, dan Desa Adat Asah Duren. Diharapkan, momen ini menjadi kesempatan bagi Masyarakat Hukum Adat di Indonesia untuk dapat menunjukkan keragaman budaya yang mereka miliki. Hal ini juga sebagai sarana agar Kementerian ATR/BPN di setiap wilayah dapat bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk bisa membantu menyosialisasikan dan membantu pelaksanaan pendaftaran tanah ulayatnya. Usai meresmikan ekshibisi, Menteri AHY meninjau stan pameran dari masing-masing daerah. Ia pun disambut meriah oleh penampilan budaya dari Suku Baduy hingga Papua. Sembari berdialog dengan para peserta, Menteri AHY melihat berbagai produk yang dihasilkan dari setiap suku. Peninjauan ekshibisi diakhiri Menteri AHY dengan menandatangani lukisan yang merupakan cover dari Buku "Cerita Tanah Ulayat Hari Ini" yang ditulis oleh tim Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah (Ditjen PHPT). Hadir dalam kesempatan ini, sejumlah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama Kementerian ATR/BPN. Hadir pula, perwakilan Duta Besar negara-negara ASEAN untuk Indonesia; Lembaga Pertanahan Luar Negeri se-Asia Tenggara antara lain perwakilan National Committee of Indigenous People (NCIP) Filipina, perwakilan Department of Agriculture Land Management (DALAM) Ministry of Agriculture and Forestry of Laos, perwakilan CSO; perwakilan Office of the National Land Policy Board Thailand; dan perwakilan Department of Land Thailand. (LS/PHAL) #AHYMenteriATR #KementerianATRBPN #MelayaniProfesionalTerpercaya #MajuDanModern #MenujuPelayananKelasDunia #SetiapKitaAdalahHumas #SetiapKitaAdalahAmbassador Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional X: x.com/kem_atrbpn Instagram: instagram.com/kementerian.atrbpn/ Fanpage facebook: facebook.com/kementerianATRBPN Youtube: youtube.com/KementerianATRBPN TikTok: tiktok.com/@kementerian.atrbpn Situs: atrbpn.go.id PPID: ppid.atrbpn.go.id
Norman juga mengatakan sebagai penyandang disabilitas saya sangat kecewa dengan pihak maskapai Garuda Indonesia yang sudah memberlakukan ketentuan tanpa melibatkan disabiltas.
” kecewa dan di rugikan sekali sebagai penyandang disabiltas kita merasa ketentuan itu diberlakukan secara sepihak tanpa melihat kondisi kami” kata Norman saat di wawancarai melalui telepon WhatsApp Sabtu (7/9/2024).
Dirinya juga berharap dalam kejadian ini pihak maskapai Garuda Indonesia merubah aturan yang sudah diberlakukan tersebut, juga menetapkan kembali voltase standar baterai untuk para penyandang disabiltas dan kemudian dirinya akan melayangkan surat kepada maskapai Garuda Indonesia atas kekecewaan yang dialaminya.
“Saya berharap Garuda Indonesia dapat merubah aturan itu dan menetapkan kembali standar voltase Baterai kursi roda elektrik bagi teman disabiltas dan saya akan melayangkan surat kepada pihak Garuda Indonesia atas kekecewaan ini atas tindakan yang dilakukan dan tidak ada meberikan solusi, kami terlantar disini gak bisa kemana mana”Ungkapnya
Norman juga menambahkan Agar direktur maskapai Garuda Indonesia dapat bertanggung jawab dalam hal ini . “Direktur maskapai Garuda Indonesia Harus bertanggung Jawab dan meberikan klarifikasi soal aturan ini” Pungkasnya
Diketahui sampai saat ini kursi roda milik Norman yang tertahan oleh pihak maskapai Garuda Indonesia belum jelas statusnya dan keberadaanya.
Sampai berita ini terbit pihak maskapai belum bisa dikonfirmasi berkaitan dengan kejadian tersebut. **
Post Views: 20