2 Mei Dalam Fenomena Pendidikan Saat Ini Hingga Masa Depan, Oleh Amalia Martha Santosa, S.Pd., M.Pd. Dosen Fakultas keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bondowoso Jatim

2 Mei Dalam Fenomena Pendidikan Saat Ini Hingga Masa Depan, Oleh Amalia Martha Santosa, S.Pd., M.Pd. Dosen Fakultas keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bondowoso Jatim

Bondowoso – kabarnusa24.com.

Sejarah peringatan 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yaitu dipelopori oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Ki Hadjar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, dengan nama R.M. Suwardi Suryadingrat. Beliau lahir dari kalangan keluarga yang berdarah biru.

 

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, beliau bersekolah pendidikan dokter di STOVIA, yaitu sebuah sekolah dokter pada zaman Hindia Belanda. Namun karena sakit, akhirnya beliau tidak dapat menyelesaikan pendidikan dokternya di sana.

 

Gagal menjadi seorang dokter, akhirnya ia menjadi seorang wartawan di beberapa media surat kabar seperti De Express, Utusan Hindia dan Kaum Muda. Selama masa kolonialisme, Ki Hadjar Dewantara dikenal aktif dan berani dalam menentang berbagai kebijakan pemerintah Hindia Belanda terkait kebijakan dalam dunia pendidikan.Beliau juga dikenal sebagai Tiga Serangkai bersama Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo.

 

Ki Hadjar juga mendirikan pendidikan taman siswa. Dalam Masa karirnya, Ki Hadjar diangkat menjadi Menteri Pendidikan pada tahun 1945.

 

Semboyan yang dikenal dari Bapak Pendidikan adalah Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarso, Tut Wuri Handayani yang memiliki arti Di depan memberi contoh di tengah memberi bimbingan, dan di belakang memberi dorongan.

 

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 Tahun 1959, hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

 

Setelah masa keemasan Ki Hadjar Dewantara banyak sekali berbagai fenomena dan problematika di dunia pendidikan hingga masa kini. Fenomena dan dan problematika tersebut menjadi sebuah tantangan besar yang harus kita hadapi.

 

Beberapa fenomena pendidikan masa kini :

Kurikulum yang terlalu berat: Kurikulum mengalami perubahan setiap waktu menyesuaikan dengan kebutuhan. Beberapa sekolah dan universitas menganggap beban dalam kurikulum terlalu berat, sehingga guru atau dosen, siswa maupun mahasiswa merasa terbebani.

 

Teknologi yang digunakan dalam proses belajar mengajar: Di masa saat ini sudah terbiasa dengan pembelajaran daring (dalam jaringan). Masih banyak daerah di tanah air yang kesulitan dalam penggunaan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar.

 

Pendidikan non-formal: Selain pendidikan formal di sekolah, pendidikan non-formal seperti kursus, seminar, dan workshop juga semakin populer di kalangan masyarakat. Pendidikan non formal tidak jarang memberikan nilai plus dalam proses jenjang karir guru maupun dosen.

 

Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh pendidikan di masa depan, antara lain:

Teknologi yang terus berkembang: Pendidikan harus mampu mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat dengan dengan memasukkannya ke dalam kurikulum pendidikan.

 

Perubahan pola belajar: Perubahan kurikulum akan berdampak pada adaptasi pola belajar yang baru ini. Pendidikan harus mampu memberikan materi yang tepat dan relevan dengan kebutuhan siswa di masa depan.

 

Persaingan global: Persaingan global akan semakin ketat di masa depan, sehingga harus mampu menyiapkan siswa agar dapat bersaing di tingkat internasional di segala aspek pendidikan.

 

Beberapa hal yang diperlukan dalam memenuhi tantangan pendidikan di masa depan :

 

🔹Kurikulum yang relevan: Kurikulum harus diperbarui secara teratur untuk menyesuaikan dengan kebutuhan siswa di masa depan. Materi yang diajarkan harus bermanfaat dan relevan dengan kebutuhan siswa di masa depan.

🔹Teknologi yang tepat sasaran dan guna: Teknologi harus digunakan secara tepat dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif.

🔹Sumber daya manusia yang berkualitas: Guru, dosen, dan tenaga pendidik harus terlatih dan memiliki kemampuan yang memadai untuk mengajar siswa di masa depan diantaranya dengan mengikuti seminar, workshop, dan sebagainya.

🔹Lingkungan belajar yang nyaman: Lingkungan belajar harus nyaman dan kondusif bagi siswa, sehingga siswa dapat belajar dengan lebih efektif.

🔹Kepemimpinan yang efektif: Kepemimpinan yang efektif baik di pemerintahan, di sekolah maupun perguruan tinggi, dan lembaga pendidikan merupakan faktor penting dalam mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

 

Tema Hari Pendidikan Nasional tahun 2023 adalah “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”. Hal itu tertuang dalam Surat Nomor 12811/MPK.A/TU.02.03/2023 tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Selain itu, bulan Mei 2023 juga dicanangkan sebagai bulan Merdeka Belajar seiring dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023.

 

Tahun 2023 menjadi momentum untuk memperkuat wawasan kebangsaan pada dunia pendidikan, terutama guru dan para pendidik kita. Jangan sampai terjerumus dan menjerumuskan anak didik ke hal menyimpang dari tatanan kebangsaan.

 

Teruskan perjuangan demi anak bangsa mulai dari Sabang hingga Merauke untuk dapat merasakan kemerdekaan belajar demi meraih cita-cita.

 

Kita semarakkan peringatan Hari Pendidikan Nasional dengan meneruskan implementasi merdeka belajar, mendidik pelajar pancasila yang cerdas dan berkarakter, dan membawa harum Bangsa Indonesia di kancah Internasional dalam dimensi masa depan dengan pendidikan yang merdeka.

 

Sumber : Amalia Martha Santosa, S.Pd., M.Pd. Dosen Fakultas keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bondowoso Jatim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *