Syi’ar Islam Ramadhan, Hakekat Ibadah Puasa Di Bulan Suci Ramadhan

Syi'ar Islam Ramadhan, Hakekat Ibadah Puasa Di Bulan Suci Ramadhan

kabarnusa24.com,-

Al-Qur’an Surat Al-baqarah ayat 183, yang Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” adalah umat Islam menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh. Ayat ini menyebutkan bahwa ibadah puasa bukanlah ibadah yang baru pertama dilaksanakan umat Islam, akan tetapi sudah ada sebelum Islam datang.

 

Al-Qur’an Surat Al-baqarah ayat 183, yang Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” adalah umat Islam menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh. Ayat ini menyebutkan bahwa ibadah puasa bukanlah ibadah yang baru pertama dilaksanakan umat Islam, akan tetapi sudah ada sebelum Islam datang.

 

“Sesungguhnya surga mempunyai suatu pintu yang dinamakan “Rayyan”. Pada hari kiamat nanti pintu tersebut akan berseru kepada orang-orang yang telah berpuasa untuk memasuki surga melalui pintu itu. Setelah semuanya masuk, ditutuplah pintu itu,” (HR. Bukhari-Muslim).

 

Ternyata memang di surga ada pintu khusus bagi orang-orang yang gemar melaksanakan shaum semata-mata untuk Allah, baik di bulan Ramadhan maupun di bulan selainnya, namanya adalah ‘Rayyan‘.

 

Tidak ada yang dapat memasuki surga melalui pintu ‘Rayyan‘ ini selain mereka yang senantiasa berpuasa. Ini adalah bentuk kehormatan dari Janji Allah untuk umat -Nya yang gemar menahan lapar haus dan syahwatnya.

 

Berbeda dengan amal ibadah lainnya, khusus untuk puasa, Allah langsung yang memiliki wewenang untuk mengganjar balasannya.

 

“Orang berpuasa meninggalkan makanannya, minumannya, dan syahwatnya karena Aku, Puasa itu milik-Ku, dan Akulah yang akan memberinya balasan,“(Hadits Qudsi).

 

Hakikat ibadah puasa Ramadhan sejatinya adalah ibadah personal antara manusia langsung dengan Sang Khalik, dan hanya Allah SWT yang tahu ganjarannya. Meskipun ibadah puasa sangat personal, ibadah puasa tidak bisa lepas dari komitmen hablumminannas dalam pelasanaannya. Sejatinya ibadah puasa memperkuat kasih sayang, tolong menolong dalam kebaikan, berbagi kasih, peduli dan peka.

 

#kutipandariberbagaisumber

#syiarislam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *